Jakarta (ANTARA Kalbar) - Dua belas negara berkumpul dalam pertemuan anggota Forum for Nuclear Cooperation in Asia (FNCA)  tingkat menteri dan pejabat senior di Jakarta, 23--24 November 2012 untuk membahas pemanfaatan teknologi nuklir di bidang ketenagalistrikan, pertanian, hingga kesehatan.

"Di forum ini kami saling 'sharing' pengalaman dan kemajuan di bidang masing-masing," kata Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) Djarot Wisnubroto di sela "The 13th FNCA Ministerial Level Meeting" yang dihadiri 70 anggota dari 12 negara, di Jakarta, Sabtu.

Dua belas negara tersebut, yakni Indonesia, Jepang, Australia, Bangladesh, China, Kazakhstan, Korea Selatan, Malaysia, Mongolia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.

Indonesia, ujarnya, akan memaparkan tentang berbagai hasil risetnya yang sudah digunakan dalam pertanian di Indonesia, seperti benih padi unggul serta hasil riset dalam peternakan, khususnya penggemukan sapi dan peningkatan susu.

"Melalui jejaring reaktor riset yang sudah terbentuk kami juga bisa saling promosi dan mengungkapkan masalah. Misalnya, ada negara-negara yang kekurangan radioisotop untuk keperluan kesehatan, kami Batan memiliki produknya. Sejauh ini, Batan sudah mengekspor radioisotop ke sejumlah negara, seperti Bangladesh dan Thailand," katanya.

Jepang, lanjut dia, lebih menekankan pada bagaimana negaranya menangani kecelakaan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima, baik dari sisi teknis maupun dari sisi sosial.

"Dari sisi teknis, Jepang 'sharing' tentang bagaimana mengatasi kebocoran dan membersihkan daerah-daerah yang terkontaminasi radioaktif dan dari sisi sosial bagaimana memulihkan kondisi masyarakat setelah kejadian tersebut," katanya.

Hadir dalam forum yang dimotori oleh Jepang tersebut, antara lain, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, Wakil Menteri Senior Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (MEXT) Jepang Shinkun Haku, Menteri Iptek Bangladesh Yeafesh Osman, Menteri Iptek dan Inovasi Malaysia Maximus Johnity Ongkili, serta para kepala badan energi nuklir dan asisten menteri terkait di delapan negara lainnya.

Sementara itu, Menristek Gusti M. Hatta di forum tersebut mengatakan bahwa di Indonesia teknologi nuklir sudah terbukti berkontribusi dalam pembangunan dan melalui peran FNCA kontribusi ini diharapkan semakin maju. Selain itu, juga termonitor, khususnya di bidang pangan dan pertanian, kesehatan, lingkungan, dan manajemen keselamatan nuklir.

Gusti juga mengungkapkan bahwa jajak pendapat tentang rencana pembangunan PLTN di Indonesia pada tahun 2012 mengungkapkan bahwa 52,8 persen warga setuju, 24,3 persen menolak, dan 22,9 persen tidak tahu.

(D009)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012