Jakarta (ANTARA Kalbar) - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan hutan konservasi bisa menyumbang 20 miliar dolar AS atau Rp20 triliun bagi pemasukan negara dengan mengembangkan potensi hutan tersebut untuk pariwisata.

"Potensi hutan konservasi untuk bisa dikembangkan itu sangat besar, memberi pemasukan bagi negara 20 miliar dolar AS bagi negara," kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan usai diskusi Silaturahmi Kerja Nasional (silaknas) Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) di Jakarta, Rabu.

Pada diskusi bertajuk "Penataan Kembali Sistem Ekonomi Untuk Mengembangkan Sumber Daya Alam dan Kemandirian Ekonomi Nasional Yang Berkeadilan dan Berkelanjutan" itu, Menhut mengatakan, Indonesia memiliki hutan konservasi seluas 20 juta hektare sehingga berpotensi besar untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata.

Menurut dia, selama ini potensinya itu belum diberdayakan secara maksimal sehingga perlu peran aktif semua pihak untuk mendukung langkah tersebut.

"Seluas 20 juta hektare itu kan termasuk ekosistem lain seperti mangrove, pegunungan, dan tempat datar," ujarnya.

Menurut dia, di tiap wilayah Indonesia memiliki potensi yang berbeda-beda untuk mengembangkan hutan konservasi itu.

Ia mencontohkan, Jawa Timur memiliki Gunung Ijen, Pasuruan dengan Gunung Bromo. Termasuk satwa antara lain macan dan gajah di Pulau Sumatera," katanya.

Zulkifli mengatakan, Indonesia saat ini memiliki 45 juta orang kelas menengah dan 25 tahun lagi jumlahnya akan meningkat menjadi 135 juta orang.

Kelas menengah itu menurut dia memerlukan hiburan, wisata, dan rekreasi sehingga hutan konservasi bisa diberdayakan terkait hal itu.

"Dengan jumlah masyarakat kelas menengah yang banyak itu, berpotensi miliaran dolar AS bagi Indonesia," katanya.

Menurut dia, Indonesia dengan luas lahan hutan konservasi itu tidak boleh kalah dibandingkan dengan negara lain, seperti Maldiv. Di negara tersebut, mengembangkan "resort" dan keindahan alamnya sehingga menghasilkan pendapatan yang besar bagi negara tersebut.

(I028)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2012