Pontianak (ANTARA Kalbar) - Angka inflasi di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, diperkirakan cukup tinggi yakni antara 1,0-1,4 persen pada Januari 2013, kata Peneliti Ekonomi Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Barat Dhika Perdana.

Menurut Dhika di Pontianak, Sabtu, angka tersebut cukup tinggi karena bersamaan dengan naiknya tarif dasar listrik dan upah minimum pekerja.

"Semua dimulai pada awal tahun. Tapi data tersebut masih asumsi, belum semua perhitungan masuk," kata Dhika.

Mengenai dampak banjir di Jakarta terhadap inflasi di Kalbar, Dhika menilai tidak secara spefisik berpengaruh. "Karena secara historis, inflasi Januari selalu tinggi," ujar dia.

Ia menambahkan, pada Januari, umumnya pasokan bahan pangan terganggu. Ikan juga sulit didapat karena gelombang yang tinggi.

Kemudian, sayuran daun banyak yang rusak karena memasuki musim penghujan. Selain itu, terjadi penyesuaian harga kontrak rumah karena memasuki tahun baru.

"Tiket pesawat yang masih tinggi karena terimbas liburan tahun baru, ikut mempengaruhi inflasi di Kalbar," kata Dhika Perdana.

Untuk pasokan beras, sejauh ini pihaknya belum mendapat laporan kalau terjadi gangguan dalam pengiriman.

"Mayoritas beras, mungkin dari Pasar Induk Cipinang. Tapi kalau terganggu, biasanya pedagang juga ambil dari Surabaya atau Semarang," ujar dia.

Komoditas lain, lanjut dia, relatif lebih kecil jumlah dan bobotnya sehingga dampaknya minimal terhadal inflasi di Kalbar.

"Jadi, memang agak susah, apakah terjadi inflasi karena banjir Jakarta, atau sebab lain. Karena perilaku produsen atau pedagang di Januari, biasanya menyiapkan harga baru, dan selalu seperti itu setiap tahun," kata Dhika Perdana.

T011/

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013