Pontianak (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Barat mencatat pada Oktober 2024 Provinsi Kalbar mengalami inflasi secara tahunan sebesar 1,58 persen.
"Sejauh ini inflasi di Kalbar terkendali dan stabil. Pada lima kota di Kalbar yang dihitung inflasinya, rata-rata keseluruhan hanya 1,58 persen secara tahunan,"ujar Kepala BPS Kalbar Muh Saichudin di Pontianak, Jumat.
Ia menjelaskan bahwa inflasi tertinggi di Kalbar terjadi di Sintang yakni sebesar sebesar 2,31 persen. Sedangkan untuk terendah terjadi di Kota Singkawang sebesar 1,33 persen.
"Untuk di Kota Pontianak inflasi sebesar 1,57 persen. Kemudian Ketapang sebesar 1,44 persen dan dan Kayong Utara sebesar 2,09 persen," jelas dia.
Untuk komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi y-on-y pada Oktober 2024, antara lain emas perhiasan, beras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), minyak goreng, kopi bubuk, gula pasir, ikan baung, ikan nila, cumi-cumi, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, Sigaret Putih Mesin (SPM), bensin, Sigaret Kretek Tangan (SKT), dan sepeda motor.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil atau sumbangan deflasi y-on-y, antara lain daging ayam ras, ikan kembung/ikan gembung, bahan bakar rumah tangga, bensin, ketimun, jeruk, tomat, kol putih/kubis dan baju Muslim pria.
Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kota Pontianak terus memantau ketersediaan dan harga pangan di sejumlah pasar.
Penjabat Wali Kota Pontianak, Ani Sofian mengatakan pihaknya langsung meninjau ke sejumlah pasar.
“Kami mengecek harga komoditas pangan di pasar dan memang ada yang mengalami kenaikan harga, ada pula yang justru turun. Itu terus kami kawal agar semua stabil," ujarnya.