London (Antara Kalbar) - Jumlah pengguna rokok elektronik (e-cigarette) di Inggris diperkirakan akan mencapai satu juta orang tahun ini namun masih belum dipastikan apakah rokok tanpa tembakau ini aman atau tidak.

Survei oleh yayasan Action on Smoking and Health (ASH) menyebutkan tahun lalu pengguna rokok ini mencapai sekitar 700.000 orang.

Asosiasi Medis Inggris (BMA) menyebutkan rokok yang menggunakan nikotin cair ini tidak berbahaya. Namun sejumlah kalangan masih meragukan apakah rokok dengan menggunakan nikotin cair ini aman atau tidak.

"Kami tidak tahu (apakah rokok ini aman atau tidak)," kata Dr Vivienne Nathanson dari BMA.

"Diperlukan waktu sebelum kita mengetahui (aman tidaknya) karena kami perlu meneliti penggunaan rokok ini serta dampaknya," tambah Nathanson.

Namun Profesor John Britton, juga dari BMA, mengatakan dampak nikotin sama halnya seperti kafein.

"Nikotin tidak berbahaya. Dampaknya sama seperti kafein," kata Britton.

Menurut Britton, bila semua orang Inggris berhenti merokok dan mulai menggunakan rokok elektronik, maka dapat menyelamatkan lima juta jiwa orang yang hidup saat ini.

Rokok -yang tidak menimbulkan bau dan tidak perlu asbak ini- banyak digunakan menyusul larangan di pub-pub dan sebagian besar rumah makan di Inggris.

Rokok elektrik ini terdiri dari dua bagian, nikotin cair dan baterai. Saat pengguna menghisap rokok ini, nikotin cair terserap di mulut dan apa yang tampak seperti asap sebenarnya adalah air yang menguap.

Sejauh ini rokok elektronik belum diatur seperti halnya obat.

Tanpa peraturan yang jelas, belum dapat dipastikan kemurnian nikotin yang terkandung dalam rokok elektronik.

Namun saat ini badan pengawas obat-obatan dan produk kesehatan lain tengah melakukan pengkajian untuk menerapkan peraturan terkait rokok elektronik.

Badan pengawas melakukan konsultasi dengan sejumlah pihak terkait termasuk Asosiasi Medis Inggris, BMA

(BBC)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013