Jayapura (Antara Kalbar) - Jumlah korban penembakan yang dilakukan  kelompok sipil bersenjata di Papua saat ini  terus bertambah menjadi  sepuluh orang tewas, yakni delapan anggota TNI dan dua warga sipil.

Pangdam XVII Cenderawasih  Mayjen TNI Christian Zebua ketika dihubungi ANTARA di Jayapura, Kamis, mengakui, akibat penembakan yang dilakukan kelompok sipil bersenjata di dua lokasi berbeda yakni di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya dan Sinak, Kabupaten Puncak menyebabkan sepuluh orang tewas, delapan diantaranya anggota TNI.

Dikatakan, dari laporan yang diterima terungkap satu anggota tewas di Tingginambut setelah pos keamanan baik TNI maupun Polri diserang dengan cara ditembaki oleh kelompok sipil bersenjata.

Selain itu akibat penembakan yang terjadi di Tingginambut juga menewaskan dua warga sipil serta satu anggota TNI lainnya mengalami luka tembak di bagian lengan kiri yakni Lettu Reza.

Sedangkan untuk kasus penembakan di Sinak, Kabupaten Puncak, kata Mayjen TNI Zebua, terjadi saat anggota TNI akan mengambil radio ke lapangan terbang Sinak.

"Kelompok sipil bersenjata menghadang anggota yang sedang menuju lapter Sinak hingga  menyebabkan tujuh dari 12 anggota tewas," kata Pangdam Cenderawasih.

Ketika ditanya kapan dilakukan evakuasi, Pangdam Cenderawasih mengatakan, evakuasi baru dapat dilaksanakan Jumat (22/2).

Saat ini cuaca sudah tidak memungkinkan untuk dilakukannya evakuasi, termasuk dari Mulia.

Pangdam XVII Cenderawasih mengakui, saat ini pihaknya tidak melakukan pengejaran terhadap kelompok tersebut dan lebih memilih mempertahankan diri mengingat keterbatasan yang ada.

"Kami saat ini melakukan koordinasi dengan Polda Papua untuk menangani insiden tersebut," jelas Mayjen TNI Zebua seraya menambahkan, apa yang dilakukan kelompok sipil bersenjata itu sesuatu yang biadab.

Tujuh anggota TNI yang diketahui tewas tertembak di Sinak yakni  Sertu Ramadhan, Sertu M Udin, Sertu Frans, Pratu Mustofa, Pratu Edi, Praka Jojo Wiharjo dan Praka Wempi.

(E 006)

Pewarta: Eva Rudjiati

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013