Pontianak (Antara Kalbar) - Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat M Zeet Hamdy Assovie menyatakan akan mengajak Badan Pusat Statistik untuk memformulasikan ulang indeks pembangunan manusia (IPM) daerah itu yang selalu disebut berada di urutan 28 se-Indonesia.

"Tingkat kemiskinan Kalbar 11 persen, jadi tidak masuk akal kalau IPM berada di posisi ke-28," kata M Zeet Hamdy kepada wartawan seusai membuka lokakarya tumbuh kembang anak dalam rangka pemetaan untuk meningkatkan IPM Kalbar, kerja sama Pemprov Kalbar dengan Wahana Visi Indonesia di Pontianak, Selasa.

Ia mengatakan, masih memiliki optimisme bahwa IPM Kalbar akan meningkat dan menjadi baik. Namun M Zeet juga mempertanyakan formulasi dalam penentuan IPM tersebut.

Karena dari kajian yang dilakukan Pemprov Kalbar, angka kemiskinan sudah membaik dan kini hanya 11 persen. Idealnya jika angka kemiskinan berada pada posisi itu, IPM pun naik dan dalam hitungan pemprov berada pada posisi 15 dari seluruh Indonesia.

"Makanya kami ingin mengajak BPS untuk memformulasi ulang. Kami ajak perbaiki basis data kami dengan persepsi yang sama. Karena formulasi yang sudah kami hitung berada di urutan 15," katanya.

Sementara sebelumnya, dalam sambutan tertulis Gubernur Cornelis saat membuka lokakarya yang dibacakan Sekda M Zeet mengatakan, jika IPM Kalbar berada di urutan ke-28, maka ada pekerjaan besar untuk memperbaikinya.

"Status Kalbar pada peringkat 28 adalah ironis. Sementara angka kemiskinan 11 persen,. Ini tak berbanding lurus dengan IPM," katanya.

Pemerintah Provinsi sudah melakukan langkah strategis untuk mengatasi itu, di antaranya menerbitkan Peraturan Gubernur Kalbar No. 37 tahun 2011 tentang Rencana aksi daerah (RAD) percepatan pencapaian target Millenium Development Goals Kalbar tahun 2011-2015.

(T.N005/N002)

Pewarta: Nurul Hayat

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013