Dhaka (Antara Kalbar/AFP) - Bendera-bendera dikibarkan setengah tiang di seluruh Bangladesh pada Kamis karena negara berkabung atas wafatnya Presiden Zillur Rahman, yang meninggal di satu rumah sakit di Singapura pada usia 84 tahun.

Bangladesh telah menyatakan berkabung nasional selama tiga hari dan Kamis ditetapkan sebagai hari libur untuk menghormati sang pemimpin, yang dikenang sebagai salah satu politisi paling terkenal yang memainkan peran utama dalam perjuangan kemerdekaan negara.

Partai-partai politik menyisihkan persaingan sengit mereka untuk memberikan penghormatan kepada veteran politisi yang tugasnya sebagai presiden sebagian besar adalah seremonial.

Perdana Menteri Sheikh Hasina menyebutnya sebagai "kerugian yang tak tergantikan bagi negara dan bangsanya".

Media lokal meratapi kematian "wali" bangsa ini yang dikenal sebagai sosok yang rendah hati.

Seorang juru bicara PBB mengatakan, Sekjen Ban Ki-moon menyatakan bersedih atas kematian Rahman, yang telah "memberikan kontribusi penting kepada transisi  demokrasi di negaranya, sepanjang karir politiknya".

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengingat upaya Rahman yang "membantu mengarahkan pembentukan Bangladesh pada tahun 1971, dan dekade berikutnya saat mengabdikan diri kepada publik membantu menjadikan Bangladesh sebagai negara demokrasi pada hari ini ".

Jenazahnya diterbangkan kembali ke ibu kota Dhaka dan tiba di Bandara Internasional Hazrat Shahjalal pada sekitar tengah hari, kata juru bicara presiden Nesar Uddin Bhuiyan.

"Satu iring-iringan upacara akan membawa jenazah ke istana presiden di mana ia akan diberi pengawalan kehormatan," katanya kepada AFP.

Hasina, para anggota kabinetnya, dan para pejabat akan memberikan penghormatan terakhir mereka di istana pada Kamis sore, yang akan diikuti oleh para kerabat, teman dan orang-orang dari semua lapisan masyarakat. Dia menambahkan bahwa Rahman akan dimakamkan di tempat pemakaman Dhaka pada pukul 17.00 waktu setempat Jumat setelah
dishalatkan di ibu kota.

Rahman, yang menderita masalah ginjal dan pernafasan, diterbangkan ke Rumah Sakit Mount Elizabeth Singapura dengan ambulan udara pada 10 Maret dan setelah itu kesehatannya memburuk.

        Dia meninggal pada Rabu.

Pernah berprofesi sebagai seorang pengacara, pada akhirnya dia menjadi salah satu anggota parlemen yang menjabat terlama di negaranya.

Rahman pertama kali bergabung dengan parlemen pada tahun 1973 setelah dia berkecimpung sebagai aktivis yang mendorong  Bangladesh untuk membebaskan diri dari kekuasaan Pakistan.

    
   (A. Krisna)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013