Pontianak (Antara Kalbar) - Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, di samping semangat, pelaksanaan "Earth Hour" juga harus didukung dengan pemaksaan dari pemerintah, yakni mengeluarkan regulasi agar ada penghematan dalam penggunaan energi di Indonesia.
"Saya kira harus dipaksakan melalui pemerintah. Harus ada regulasi, yang boros kena penalti dengan tarif yang lebih mahal," kata Dahlan Iskan saat ditanya mengenai pelaksanaan "Earth Hour" 2013 di Taman Alun Kapuas, Kota Pontianak, Sabtu malam.
Ia mengaku sangat terkesan dengan pelaksanaan "Earth Hour" kali ini. "Sangat atraktif. Saya dengar dengan lebih dari 6.000 lilin dan membentuk angka 60+. Saya salut dengan panitia. Saya betul-betul bergembira bisa menghadiri ini," katanya.
Tetapi ia mengingatkan, di samping semangat, tetap harus ada pemaksaan melalui peraturan pemerintah dan melalui gerakan. "Kalau imbauan saja, kurang cukup," katanya lagi.
"Earth hour" atau jam bumi adalah kegiatan global yang diadakan oleh WWF dan The Sydney Morning Herald tahun 2007 ketika 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak perlu. Kegiatan itu kini banyak diikuti kota-kota di seluruh dunia.
Kegiatannya yakni meminta rumah-rumah dan perkantoran untuk memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak perlu selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran atas perlunya tindakan terhadap perubahan iklim.
Selaku Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengatakan pihaknya kini tengah memberikan perhatian lebih pada energi geotermal, yakni energi terbarukan yang tidak merusak bumi.
"Sehingga saya akan terus mendorong," katanya.
Sementara mengenai kondisi kelistrikan di Kalbar, ia mengatakan terlalu cepat menjadi Direktur Utama PLN. Saat menjabat sebagai Dirut PLN, ia tengah membenahi kelistrikan di Kalbar dengan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan belum selesai. Saat ini pembangunan sedang berjalan tetapi terkendala dengan masalah tenaga kerja.
"Tetapi saya akan dorong PLN supaya cepat selesai. Khusus untuk pembangkit di Sanggau, diperkirakan akan selesai dalam waktu 3 atau 4 lagi," katanya.
Sementara mengenai penggunaan energi nuklir, ia mengatakan Kementerian BUMN memiliki seorang ahli nuklir yang siap membangun pembangkit bertenaga nuklir. Tetapi harus ada kesiapan dari pemerintah daerah dan masyarakatnya.
Acara "Earth Hour" 2013 di Pontianak, berlangsung di Taman Alun Kapuas, Jalan Rahadi Oesman. Menteri BUMN hadir di tempat acara didampingi Wali Kota Pontianak, Sutarmidji dan Direktur WWF Indonesia Program Kalbar Hermayani Putra.
Acara tersebut berlangsung sejak pukul 16.00 WIB dengan sejumlah hiburan dari berbagai lembaga dan sanggar seni dari Kota Pontianak.
Sementara acara puncaknya pukul 20.30 - 21.30 WIB dimana lampu-lampu di sekitar lokasi kegiatan padam selama 60 menit dan hanya tampak nyala lilin membentuk konfigurasi 60+. Namun di sela acara puncaknya itu, sejumlah hiburan juga kembali diadakan, yakni pembacaan puisi, pantomim, atraksi menyulut api dari mulut, penampilan musik perkusi.
Menteri BUMN sempat membacakan puisi berjudul "Pokok Belian" karya Nano Basuki.
(N005/Z002)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Saya kira harus dipaksakan melalui pemerintah. Harus ada regulasi, yang boros kena penalti dengan tarif yang lebih mahal," kata Dahlan Iskan saat ditanya mengenai pelaksanaan "Earth Hour" 2013 di Taman Alun Kapuas, Kota Pontianak, Sabtu malam.
Ia mengaku sangat terkesan dengan pelaksanaan "Earth Hour" kali ini. "Sangat atraktif. Saya dengar dengan lebih dari 6.000 lilin dan membentuk angka 60+. Saya salut dengan panitia. Saya betul-betul bergembira bisa menghadiri ini," katanya.
Tetapi ia mengingatkan, di samping semangat, tetap harus ada pemaksaan melalui peraturan pemerintah dan melalui gerakan. "Kalau imbauan saja, kurang cukup," katanya lagi.
"Earth hour" atau jam bumi adalah kegiatan global yang diadakan oleh WWF dan The Sydney Morning Herald tahun 2007 ketika 2,2 juta penduduk Sydney berpartisipasi dengan memadamkan semua lampu yang tidak perlu. Kegiatan itu kini banyak diikuti kota-kota di seluruh dunia.
Kegiatannya yakni meminta rumah-rumah dan perkantoran untuk memadamkan lampu dan peralatan listrik yang tidak perlu selama satu jam untuk meningkatkan kesadaran atas perlunya tindakan terhadap perubahan iklim.
Selaku Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengatakan pihaknya kini tengah memberikan perhatian lebih pada energi geotermal, yakni energi terbarukan yang tidak merusak bumi.
"Sehingga saya akan terus mendorong," katanya.
Sementara mengenai kondisi kelistrikan di Kalbar, ia mengatakan terlalu cepat menjadi Direktur Utama PLN. Saat menjabat sebagai Dirut PLN, ia tengah membenahi kelistrikan di Kalbar dengan membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan belum selesai. Saat ini pembangunan sedang berjalan tetapi terkendala dengan masalah tenaga kerja.
"Tetapi saya akan dorong PLN supaya cepat selesai. Khusus untuk pembangkit di Sanggau, diperkirakan akan selesai dalam waktu 3 atau 4 lagi," katanya.
Sementara mengenai penggunaan energi nuklir, ia mengatakan Kementerian BUMN memiliki seorang ahli nuklir yang siap membangun pembangkit bertenaga nuklir. Tetapi harus ada kesiapan dari pemerintah daerah dan masyarakatnya.
Acara "Earth Hour" 2013 di Pontianak, berlangsung di Taman Alun Kapuas, Jalan Rahadi Oesman. Menteri BUMN hadir di tempat acara didampingi Wali Kota Pontianak, Sutarmidji dan Direktur WWF Indonesia Program Kalbar Hermayani Putra.
Acara tersebut berlangsung sejak pukul 16.00 WIB dengan sejumlah hiburan dari berbagai lembaga dan sanggar seni dari Kota Pontianak.
Sementara acara puncaknya pukul 20.30 - 21.30 WIB dimana lampu-lampu di sekitar lokasi kegiatan padam selama 60 menit dan hanya tampak nyala lilin membentuk konfigurasi 60+. Namun di sela acara puncaknya itu, sejumlah hiburan juga kembali diadakan, yakni pembacaan puisi, pantomim, atraksi menyulut api dari mulut, penampilan musik perkusi.
Menteri BUMN sempat membacakan puisi berjudul "Pokok Belian" karya Nano Basuki.
(N005/Z002)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013