Cirebon (Antara Kalbar) - Ketua Syuriah Nahdlatul Ulama Bidang Fatwah K.H. Ali Musthafa Ya'qub mengatakan pondok pesantren NU jangan meninggalkan "kitab kuning" dalam sistem pengajaran kepada para santri.

Pada haul Pondok Buntet Pesantren Cirebon di Cirebon, Sabtu malam, ia mengatakan ada pondok pesantren mendirikan sekolah umum dalam sistem pengajarannya dan tidak ada sekolah agama (Tsyanawiyah).  
    
"Apabila ini dibiarkan dikhawatirkan suatu saat akan terjadi krisis ulama," katanya.

"Kitab Kuning", yaitu kitab-kitab tua yang dibuat para ulama mengenai seluruh aspek kehidupan sesuai dengan ajaran Islam yang bersumber dari Al Quran dan Hadist.

Di depan ribuan undangan yang hadir, ia mengemukakan pentingnya
perhatian seluruh pondok pesantren NU agar tetap melestarikan tradisi membaca "kitab kuning" di kalangan santri.

"Pengetahuan umum harus dikejar, tetapi jangan meninggalkan 'kitab kuning' yang menjadi tradisi pondok pesantren," kata Musthafa Ya'qub yang juga Imam Besar Majid Istiqlal Jakarta itu.

Undangan yang hadir dalam haul tersebut, antara lain Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Ahmad Helmy Faishal Zaini dan Dirut Perum LKBN Antara Syaiful Hadi. Keduanya adalah alumni Pondok Buntet Pesantren.

Sesepuh Pondok Buntet Pesantren K.H. Nahduddin Abbas dan K.H. Adib Rofi'uddin berwasiat kepada alumni Pondok Buntet Pesantren dan warga Buntet untuk bekerja iklas, jujur, dan berakhlak yang baik.


(M.H. Atmoko)

Pewarta: Yasad Ali

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013