Semarang (Antara Kalbar) - Juara dunia kelas bulu IBO Daud Yordan akan mempertahankan kembali gelar juaranya dengan menghadapi petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyeka di Lapangan Tenis Indoor Senayan Jakarta, Minggu (14/4).

Pertarungan melawan petinju Afrika Selatan tersebut merupakan yang kedua bagi petinju Sasana Kayong Utara Kalimantan Barat untuk mempertahankan gelarnya yang direbutnya setelah menang KO pada ronde kedua atas petinju Filipina Lorenzo Villanueva di Marina Bay Sands Hotel Singapura, 5 Mei 2012.

Sebelumnya, suami dari Mega Angela tersebut juga sudah mempertahankan gelarnya sekali saat menang angka atas petinju Inggris kelahiran Mongolia Choi Tseveenpurev juga di Singapura, 9 November 2012.

Akan tetapi, pertarungan melawan petinju Afrika Selatan yang memiliki rekor bertarung 24 kali menang (14 di antaranya dengan KO) dan dua kali kalah di Jakarta mendatang merupakan yang terakhir bagi Daud "Cino" Yordan berkecimpung di kelas bulu yang sudah dugeluti relatif cukup lama.

Setelah ini, petinju yang memiliki rekor bertarung 30 kali menang 23 di antaranya dengan KO dan dua kali kalah tersebut akan naik ke kelas ringan (61 kilogram).

"Kalah atau menang melawan petinju Afrika Selatan mendatang, saya tetap akan naik ke kelas ringan," kata petinju kelahiran Sukadana Kalimantan Barat, 10 Juni 1987 tersebut.

Alasan yang dipakai Daud Yordan untuk naik ke kelas ringan tersebut memang masuk akal karena yang bersangkutan sudah lama berkecimpung di kelas bulu dan kondisi badannya yang sudah tidak memungkinkan harus kembali bertarung di kelas bulu (57,1 kilogram).

"Saya sudah lama Mas berkecimpung di kelas bulu, yaitu sekitar delapan tahun (sejak 2005, red.) dan badan saya sudah susah kembali lagi masuk di kelas bulu," katanya.

Menurut dia, orang lain yang melihat mungkin tidak sulit menurunkan berat badan ketika akan bertanding. Namun, bagi dirinya yang menjalaninya sangat berat.

"Saya harus menjalani diet ketat sebelum pertarungan supaya bisa masuk ke berat badan ideal di kelas bulu," katanya.

    
Kalah atau Menang

Debut petama Daud Yordan di kelas bulu adalah saat menang TKO ronde pertama (dari enam ronde yang direncanakan) atas petinju Anshori Anhar Pitulay, 25 Agustus 2005, lalu menang TKO ronde pertama (dari enam ronde direncanakan) atas Muhammad Diding, 13 Oktober 2005.

Kemudian, pertarungan pertama melawan petinju asing adalah saat menang KO pada ronde kedua (dari empat ronde yang direncanakan) atas petinju Thailand Narong Sor Chitralada di Singapura, 15 Juni 2006, dan setelah itu Daud terus menancapkan namanya sebagai salah satu petinju Indonesia yang patut disegani.

Akan tetapi, hingga kini ayah dari Miquel Angel Yordan Jr tersebut sudah dua kali mengalami kekalahan saat berusaha merebut gelar juara, yaitu pertama saat kalah dari petinju Panama Calestino Caballero di Florida Amerika Serikat, 10 April 2010.

Lalu, ketika berusaha merebut gelar juara dunia kelas bulu WBA, Daud Yordan dikalahkan pemegang gelar Super Champions kelas bulu Chris John dengan angka pada pertarungan di Jakarta, 17 April 2011.

Daud Yordan mengatakan bahwa dirinya semula ingin naik ke kelas bulu super (59 kilogram), tetapi memutuskan naik ke kelas ringan karena kalau hanya di kelas bulu super, perbedaannya tidak terlalu banyak.

"Saya sudah sampaikan hal itu kepada manajemen dan pelatih. Mereka bisa memahami hal itu. Pertarungan melawan petinju Afrika Selatan mendatang merupakan terakhir bagi saya berkecimpung di kelas bulu," katanya menegaskan.

Maka, lanjut dia, menghadapi petinju Afrika selatan mendatang harus memenangi pertarungan mendatang karena ini merupakan terakhir bagi dirinya bertarung di kelas bulu.

"Saya tetap menargetkan menang apakah dengan KO atau angka karena ini merupakan pertarungan terakhir saya di kelas bulu dan setelah ini saya akan naik ke kelas ringan," katanya.

Apakah jika kalah kemudian batal naik ke kelas ringan, dia mengatakan,"Tidak karena ini sudah keputusan saya. Kalah atau menang melawan Vetyeka, saya tetap akan naik ke kelas ringan."

Pewarta: Hernawan Wahyudono

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013