Jakarta (Antara Kalbar) - Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal mengajak Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) bekerja sama memajukan pertanian di daerah tertinggal di Indonesia.
Menteri PDT Helmy Faishal Zaini usai mengadakan pembicaraan tertutup dengan Direktur Jenderal FAO Jose Graziano da Silva di Jakarta, Senin, menyatakan daerah tertinggal akan lebih cepat maju jika FAO ikut berperan aktif dalam membantu memajukan pertaniannya.
Menurut Helmy, sebenarnya banyak hasil pertanian di daerah tertinggal yang jika dikelola dan didukung dengan lebih baik akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah itu.
"Penting untuk memberikan perhatian kepada masyarakat petani di daerah tertinggal sebab komoditas tanaman yang ada di daerah tertinggal itu sangat banyak dan sangat menjanjikan," katanya.
Kunjungan Dirjen FAO ke Kementerian PDT merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya Menteri PDT berkunjung ke Markas FAO di Roma, Italia, 7 Mei lalu.
Dalam kunjungan ke Markas FAO itu, Menteri PDT dan Dirjen FAO membahas pentingnya "blue economy" dan prioritas FAO di bidang perikanan tangkap dan budi daya di beberapa negara.
Dalam kesempatan itu Graziano da Silva menyampaikan bahwa tidak ada yang benar-benar "green economy" tanpa "blue economy" yang didasarkan pada pembangunan berkelanjutan sumber daya kelautan dan perikanan.
Kunjungan pertama Dirjen FAO Jose Graziano da Silva ke Indonesia juga terkait dengan rencana FAO memberikan penghargaan kepada Indonesia karena dinilai berhasil menurunkan angka kekurangan gizi dari sekitar 20 persen dari total penduduk pada dekade 1990-an menjadi 8,6 persen pada tahun 2012.
Penghargaan FAO untuk Kemajuan yang Luar Biasa dalam Mengatasi Kelaparan dan Kekurangan Pangan atau FAO Award for Outstanding Progress in Fighting Hunger and Undernourishment 2013 akan diserahkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Roma pada tanggal 16 Juni mendatang, bertepatan dengan sesi Konferensi Ke-38 FAO.
Penghargaan tersebut akan menjadi penghargaan kedua yang diterima Indonesia dari FAO setelah pada tanggal 21 Juli 1986 menerima penghargaan untuk swasembada pangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Menteri PDT Helmy Faishal Zaini usai mengadakan pembicaraan tertutup dengan Direktur Jenderal FAO Jose Graziano da Silva di Jakarta, Senin, menyatakan daerah tertinggal akan lebih cepat maju jika FAO ikut berperan aktif dalam membantu memajukan pertaniannya.
Menurut Helmy, sebenarnya banyak hasil pertanian di daerah tertinggal yang jika dikelola dan didukung dengan lebih baik akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah itu.
"Penting untuk memberikan perhatian kepada masyarakat petani di daerah tertinggal sebab komoditas tanaman yang ada di daerah tertinggal itu sangat banyak dan sangat menjanjikan," katanya.
Kunjungan Dirjen FAO ke Kementerian PDT merupakan kunjungan balasan setelah sebelumnya Menteri PDT berkunjung ke Markas FAO di Roma, Italia, 7 Mei lalu.
Dalam kunjungan ke Markas FAO itu, Menteri PDT dan Dirjen FAO membahas pentingnya "blue economy" dan prioritas FAO di bidang perikanan tangkap dan budi daya di beberapa negara.
Dalam kesempatan itu Graziano da Silva menyampaikan bahwa tidak ada yang benar-benar "green economy" tanpa "blue economy" yang didasarkan pada pembangunan berkelanjutan sumber daya kelautan dan perikanan.
Kunjungan pertama Dirjen FAO Jose Graziano da Silva ke Indonesia juga terkait dengan rencana FAO memberikan penghargaan kepada Indonesia karena dinilai berhasil menurunkan angka kekurangan gizi dari sekitar 20 persen dari total penduduk pada dekade 1990-an menjadi 8,6 persen pada tahun 2012.
Penghargaan FAO untuk Kemajuan yang Luar Biasa dalam Mengatasi Kelaparan dan Kekurangan Pangan atau FAO Award for Outstanding Progress in Fighting Hunger and Undernourishment 2013 akan diserahkan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Roma pada tanggal 16 Juni mendatang, bertepatan dengan sesi Konferensi Ke-38 FAO.
Penghargaan tersebut akan menjadi penghargaan kedua yang diterima Indonesia dari FAO setelah pada tanggal 21 Juli 1986 menerima penghargaan untuk swasembada pangan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013