Jakarta (Antara Kalbar) - Pakar Gizi Emilia E Achmadi MS mengatakan teh jenis Oolong --Naga Hitam-- buatan dalam negeri tidak kalah kualitasnya dibanding buatan luar negeri.
Meski begitu, konsumsi, pengetahuan dan akses masyarakat terhadap teh Oolong memang masih sedikit. Bahkan Indonesia lebih banyak mengekspor teh Oolong keluar negeri daripada meminumnya, kata Emilia di Jakarta, Selasa.
"Memang teh Oolong dengan berbagai olahannya diproduksi di dalam negeri tapi sayangnya justru banyak diekspor," tambahnya.
Dia mengatakan dengan semakin banyaknya masyarakat lokal mengkonsumsi teh Oolong maka sedikit banyak akan meningkatkan kualitas asupan makanan dan nutrisi mereka.
Teh Oolong telah dikenal manfaatnya sejak Dinasti Tang di Fujian, China membuat 'teh bangsawan' dengan banyak manfaat.
Meski pertama kali dikenal di China, Indonesia memiliki teh Oolong dengan kandungan manfaat yang hampir setara.
"Kandungan manfaat teh Oolong secara umum hampir sama tergantung proses pengolahannya. Bahkan teknologi dan sumber daya manusia Indonesia-pun mampu memproduksi teh Oolong yang kualitasnya setara dengan produk luar negeri," kata dia.
Teh tersebut mampu membakar 40 kalori untuk setiap cangkirnya (sekitar 200 cc).
"Kelebihan teh itu dibanding teh seperti teh hijau atau hitam adalah prosesnya yang hanya melalui semi-oksidasi sehingga mampu mengunci kandungan zat anti-oksidan (anti-penuaan) dari teh," kata dia.
Dia menambahkan teh hijau diolah tanpa oksidasi dan sebaliknya dengan teh hitam yang dioksidasi 100 persen.
Selain itu, teh jenis tersebut memberikan efek relaksasi yang lebih tinggi dibanding teh jenis lain.
Saat ditemui dalam sebuah acara peluncuran produk teh Oolong kemasan dia mengapresiasi kegiatan tersebut.
Produk tersebut nantinya akan memberikan kesempatan bagi masyarakat agar lebih mudah mengonsumsi varian teh yang memiliki manfaat kesehatan tersebut.
"Saya pikir masyarakat akan semakin mudah mengambil manfaat teh Oolong dengan semakin banyaknya produk teh itu yang dipasarkan," katanya.
Senada dengan Emilia, pemrakarsa Komunitas Pecinta Teh Ratna Somantri mengatakan bahwa masyarakat Indonesia masih sedikit yang mengonsumsi teh Naga Hitam dan belum begitu melihat manfaat teh itu.
"Di Indonesia, teh Oolong belum begitu dilirik karena mereka lebih banyak mengonsumsi teh biasa," katanya.
Hal itu lumrah karena sejarah teh di Indonesia memiliki cerita yang panjang dan mengakar.
Pada zaman penjajahan teh-teh terbaik hanya dikonsumsi oleh para bangsawan dan orang Belanda. Selain itu, pucuk teh terbaik banyak dibawa ke luar Indonesia.
(Zita Meirina)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
Meski begitu, konsumsi, pengetahuan dan akses masyarakat terhadap teh Oolong memang masih sedikit. Bahkan Indonesia lebih banyak mengekspor teh Oolong keluar negeri daripada meminumnya, kata Emilia di Jakarta, Selasa.
"Memang teh Oolong dengan berbagai olahannya diproduksi di dalam negeri tapi sayangnya justru banyak diekspor," tambahnya.
Dia mengatakan dengan semakin banyaknya masyarakat lokal mengkonsumsi teh Oolong maka sedikit banyak akan meningkatkan kualitas asupan makanan dan nutrisi mereka.
Teh Oolong telah dikenal manfaatnya sejak Dinasti Tang di Fujian, China membuat 'teh bangsawan' dengan banyak manfaat.
Meski pertama kali dikenal di China, Indonesia memiliki teh Oolong dengan kandungan manfaat yang hampir setara.
"Kandungan manfaat teh Oolong secara umum hampir sama tergantung proses pengolahannya. Bahkan teknologi dan sumber daya manusia Indonesia-pun mampu memproduksi teh Oolong yang kualitasnya setara dengan produk luar negeri," kata dia.
Teh tersebut mampu membakar 40 kalori untuk setiap cangkirnya (sekitar 200 cc).
"Kelebihan teh itu dibanding teh seperti teh hijau atau hitam adalah prosesnya yang hanya melalui semi-oksidasi sehingga mampu mengunci kandungan zat anti-oksidan (anti-penuaan) dari teh," kata dia.
Dia menambahkan teh hijau diolah tanpa oksidasi dan sebaliknya dengan teh hitam yang dioksidasi 100 persen.
Selain itu, teh jenis tersebut memberikan efek relaksasi yang lebih tinggi dibanding teh jenis lain.
Saat ditemui dalam sebuah acara peluncuran produk teh Oolong kemasan dia mengapresiasi kegiatan tersebut.
Produk tersebut nantinya akan memberikan kesempatan bagi masyarakat agar lebih mudah mengonsumsi varian teh yang memiliki manfaat kesehatan tersebut.
"Saya pikir masyarakat akan semakin mudah mengambil manfaat teh Oolong dengan semakin banyaknya produk teh itu yang dipasarkan," katanya.
Senada dengan Emilia, pemrakarsa Komunitas Pecinta Teh Ratna Somantri mengatakan bahwa masyarakat Indonesia masih sedikit yang mengonsumsi teh Naga Hitam dan belum begitu melihat manfaat teh itu.
"Di Indonesia, teh Oolong belum begitu dilirik karena mereka lebih banyak mengonsumsi teh biasa," katanya.
Hal itu lumrah karena sejarah teh di Indonesia memiliki cerita yang panjang dan mengakar.
Pada zaman penjajahan teh-teh terbaik hanya dikonsumsi oleh para bangsawan dan orang Belanda. Selain itu, pucuk teh terbaik banyak dibawa ke luar Indonesia.
(Zita Meirina)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013