Jakarta (Antara Kalbar) - Dewi Hughes, yang dikenal sebagai presenter dan motivator dan sekarang telah menjadi Duta Pendidikan Anak Usia Dini , menyampaikan dukungannya terhadap program yang diselenggarakan oleh Kemendikbud RI ketika ditemui di sela – sela acara “Persemaian Nilai Budaya – Nonton Bareng Film Inspiratif 2013†di La Tansa Hall, Lebak, Banten.
"Saya memberikan tanggapan yang sangat positif terhadap upaya pemerintah dalam melakukan berbagai cara untuk memberikan stimulus kepada masyarakat dalam rangka pembentukan karakter bangsa, terutama kepada guru–guru," kata Hughes dalam keterangan tertulis panitia nonton bareng, Senin.
Dengan membuka wacana seperti ini, kata Hughes, maka membuka mata hati mereka bahwa menjadi guru bukan semata–mata mengajarkan semua yang ada di buku kepada anak didik, tetapi guru juga harus mengajarkan kepada anak didiknya tentang kehidupan.
Program ini,katanya, mengajak para guru tadi untuk “membaca filmâ€, merefleksikan apa yang telah mereka tonton dari film–film inspiratif yang disajikan dalam program ini ke dalam kehidupan mereka, dan dapat menjadi agen perubahan, "agent of change".
"Guru harus berevolusi dalam pola ajaran dan pemikirannya, sehingga dapat membentuk generasi muda yang kuat," katanya.
Berkomentar mengenai film inspiratif dan efektifitasnya dari kacamata seorang pendidik, Hughes mengatakan, "Anak–anak masa kini adalah generasi digital. Sudah tidak ampuh jika kita sekarang ingin menyampaikan pesan lewat media konservatif . Kita memerlukan media teknologi digital yang dapat diserap dengan mudah, dan film adalah media yang tepat."
Namun, lanjutnya, tentunya dalam memilih film yang baik atau dengan kata lain "inspiratif" itu tidak mudah dan memerlukan keterbukaan pemikiran orangtua dan guru dalam menjelaskan perbedaan hal–hal yang negatif dan positif yang dapat terserap oleh anak.
Anak masa kini memerlukan komunikasi dua arah , bukan komunikasi satu arah , “one way command†, “karena saya orangtua kamu dan kamu harus menuruti saya†, pola tersebut sudah tidak efektif, dan sebenarnya tidak pernah efektif. Sehingga, apa yang ditunjukkan oleh program ini sangatlah manjur, setelah mengajak anak – anak menonton film inspiratif kemudian diadakan dialog interaktif . Pola diskusi inilah yang harus dilakukan oleh orangtua dan guru dalam metode pendidikan mereka. “
Program “Persemaian Nilai Budaya – Nonton Bareng Film Inspiratif 2013†ini akan diselenggarakan di 30 kota di seluruh Indonesia. Lebak sendiri menjadi titik terakhir di Provinsi Banten setelah sebelumnya diselenggarakan di Pandeglang dan Tangerang.
Acara ini terbagi dalam tiga sesi yakni untuk guru, siswa dan umumm yang masing – masing dihadiri lebih dari 600 orang peserta.
Untuk keseluruhan program, terdapat sekitar 20 film yang terpilih masuk dalam kategori "Film Inspiratif", namun untuk setiap kota yang disinggahi, diputar 3 film yang berbeda untuk masing–masing sesi. Diselenggarakan juga dialog interaktif antara guru, murid bersama para narasumber insan perfilman
(Ant News)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Saya memberikan tanggapan yang sangat positif terhadap upaya pemerintah dalam melakukan berbagai cara untuk memberikan stimulus kepada masyarakat dalam rangka pembentukan karakter bangsa, terutama kepada guru–guru," kata Hughes dalam keterangan tertulis panitia nonton bareng, Senin.
Dengan membuka wacana seperti ini, kata Hughes, maka membuka mata hati mereka bahwa menjadi guru bukan semata–mata mengajarkan semua yang ada di buku kepada anak didik, tetapi guru juga harus mengajarkan kepada anak didiknya tentang kehidupan.
Program ini,katanya, mengajak para guru tadi untuk “membaca filmâ€, merefleksikan apa yang telah mereka tonton dari film–film inspiratif yang disajikan dalam program ini ke dalam kehidupan mereka, dan dapat menjadi agen perubahan, "agent of change".
"Guru harus berevolusi dalam pola ajaran dan pemikirannya, sehingga dapat membentuk generasi muda yang kuat," katanya.
Berkomentar mengenai film inspiratif dan efektifitasnya dari kacamata seorang pendidik, Hughes mengatakan, "Anak–anak masa kini adalah generasi digital. Sudah tidak ampuh jika kita sekarang ingin menyampaikan pesan lewat media konservatif . Kita memerlukan media teknologi digital yang dapat diserap dengan mudah, dan film adalah media yang tepat."
Namun, lanjutnya, tentunya dalam memilih film yang baik atau dengan kata lain "inspiratif" itu tidak mudah dan memerlukan keterbukaan pemikiran orangtua dan guru dalam menjelaskan perbedaan hal–hal yang negatif dan positif yang dapat terserap oleh anak.
Anak masa kini memerlukan komunikasi dua arah , bukan komunikasi satu arah , “one way command†, “karena saya orangtua kamu dan kamu harus menuruti saya†, pola tersebut sudah tidak efektif, dan sebenarnya tidak pernah efektif. Sehingga, apa yang ditunjukkan oleh program ini sangatlah manjur, setelah mengajak anak – anak menonton film inspiratif kemudian diadakan dialog interaktif . Pola diskusi inilah yang harus dilakukan oleh orangtua dan guru dalam metode pendidikan mereka. “
Program “Persemaian Nilai Budaya – Nonton Bareng Film Inspiratif 2013†ini akan diselenggarakan di 30 kota di seluruh Indonesia. Lebak sendiri menjadi titik terakhir di Provinsi Banten setelah sebelumnya diselenggarakan di Pandeglang dan Tangerang.
Acara ini terbagi dalam tiga sesi yakni untuk guru, siswa dan umumm yang masing – masing dihadiri lebih dari 600 orang peserta.
Untuk keseluruhan program, terdapat sekitar 20 film yang terpilih masuk dalam kategori "Film Inspiratif", namun untuk setiap kota yang disinggahi, diputar 3 film yang berbeda untuk masing–masing sesi. Diselenggarakan juga dialog interaktif antara guru, murid bersama para narasumber insan perfilman
(Ant News)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013