Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Pembangunan Masjid Raya Mujahidin Pontianak Oesman Sapta Odang (OSO) menyatakan, hingga saat ini pembangunan masjid terbesar di Kalimantan Barat itu berjalan lancar dan sudah berjalan sekitar 50 persen.

"Ada hambatan sedikit, karena kontraktor yang lama PT Adhi Karya mundur dan meninggalkan utang sekitar Rp19 miliar," kata Oesman Sapta Odang di Pontianak, Kamis.

Ia mengancam akan melaporkan PT Adhi Karya kalau tidak melunasi utang sebesar Rp19 miliar tersebut.

"Agar pengerjaan Masjid Raya Mujahidin Pontianak bisa selesai tepat waktu, kami akan mendatangkan tenaga kerja dari luar, dan akan bekerja lembur," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Oesman Sapta mengajak seluruh umat muslim untuk bersama-sama menyalurkan bantuannya agar pembangunan Masjid Raya Mujahidin Pontianak berjalan lancar.

Menurut dia, akan ada fasilitas lift karena lantainya cukup tinggi sehingga orang yang sakit atau sudah berusia bisa menjalankan ibadahnya di Masjid Raya Mujahidin Pontianak itu.

Pembangunan Masjid Raya Mujahidin Pontianak dimulai Mei 2011 dengan jangka waktu 485 hari.

Bangunan baru Masjid Raya Mujahidin Pontianak direncanakan dua lantai dengan target selesai 1,5 - 2 tahun. Tinggi lantai pertama dibangun 1,5 meter dari tanah dan menonjolkan arsitektur khas Kalbar dan ikon Kota Pontianak.

Pembangunan Masjid Raya Mujahidin Pontianak diperkirakan membutuhkan dana sekitar Rp80 miliar hingga Rp84 miliar, dengan daya tampung sekitar 5.000 hingga 8.000 jemaah.

Pewarta: Andilala

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013