Washington (Antara Kalbar/Xinhua-OANA) - Presiden AS Barack Obama dan Raja Arab Saudi Abdullah bin Abd Al-Aziz pada Jumat (12/7) membahas konflik di Suriah dan perkembangan paling akhir di Mesir.

Kedua pemimpin tersebut, dalam percakapan telepon, "berbagi perspektif mereka" mengenai situasi di Suriah dan menyampaikan "keprihatinan kuat" mereka mengenai dampak konflik itu terhadap wilayah tersebut, kata Gedung Putih.

Obama menekankan "komitmen berlanjut" pemerintahnya untuk menyediakan dukungan bagi Koalisi Oposisi Suriah dan Dewan Militer Tertinggi, kata Gedung Putih di dalam satu pernyataan.

Presiden AS tersebut pada Juni mensahkan pengirim senjata ringan dan amunisi buat gerilyawan Suriah dalam upaya yang ditingkatkan untuk mendukung oposisi, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu pagi. Sementara itu Arab Saudi telah menjadi pemasok senjata buat gerilyawan.

Mengenai situasi di Mesir, kedua pemimpin tersebut sepakat negara mereka memiliki "kepentingan bersama" dalam mendukung kestabilan di Mesir.

"Presiden menyampaikan keprihatinan seriusnya mengenai kerusuhan di Mesir dan menggaris-bawahi keperluan mendesak bagi proses politik yang melibatkan banyak pihak yang akan memungkinkan segera kembalinya ke pemerintah sipil yang dipilih secara demokratis di Mesir," kata pernyataan itu.

Pada 3 Juli, militer Mesir mengulingkan Mohamed Moursi, presiden pertama hasil pemilihan umum di negeri tersebut, dari jabatan dengan alasan "ia telah gagal mengendalikan protes massa terhadap penampilan buruknya dan kesalahannya dalam memerintah".

Pemerintah Obama belum menyebut tindakan militer Mesir itu sebagai kudeta, tindakan yang memungkinkannya melanjutkan bantuan tahunannya sebesar 1,55 miliar dolar AS buat negara Arab paling padat tersebut.

Arab Saudi pada Selasa (9/7) menjanjikan hibah dan pinjaman bernilai lima miliar dolar AS buat pemerintah sementara Mesir.

Departemen Luar Negeri AS pada Jumat mengumandangkan seruan yang disampaikan oleh Kementerian Luar Negeri Jerman bagi pembebasan Moursi --yang telah ditahan di "tempat aman" setelah penggulingannya.

(Chaidar)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013