Jakarta (Antara Kalbar) - PT Nipress Tbk selaku produsen baterai lithium menyatakan ada empat kendala yang dapat menghadang pengembangan mobil listrik nasional ke depan antara lain harga, infrastruktur, mengubah budaya masyarakat dan industri oposisi.
"Dari sisi harga, baterainya itu mahal, dan umurnya lebih cepat dari umur mobil itu sendiri," kata Direktur Operasional PT Nipress Tbk Richard Tandiono, di sela-sela peresmian pabrik baterai lithium pertama milik PT Nipress, di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Dia mengatakan dari sisi infrastruktur mobil listrik memerlukan alat dan sarana untuk menambah daya ("charger") terhadap baterai. Alat dan sarana itu harus tersedia di tempat umum maupun di rumah pemilik mobil.
Di sisi lain pengembangan mobil listrik juga perlu mengubah kebiasaan masyarakat yang lebih terbiasa mengisi bahan bakar minyak di SPBU.
"Sedangkan kendala lain yakni industri oposisi, yakni kendaraan konvensional berbahan bakar minyak," kata dia.
Meskipun demikian Richard menyampaikan bahwa pengembangan mobil listrik berdaya baterai lithium masih sangat menjanjikan. Dia menilai Indonesia bisa menjadi pelopor dalam pengembangan mobil listrik.
PT PLN Tbk sendiri telah menyatakan kesiapannya mendukung pengembangan mobil listrik dengan mempersiapkan alat penambah daya yang bisa dipakai di rumah maupun di tempat umum.
Direktur PLN Nur Pamudji mengatakan mobil listrik nantinya bisa menjadi pelanggan PLN yang bergerak.
"Ibaratnya sama saja pelanggan listrik di rumah namun yang bergerak. Ini peluang pasar besar, sehingga PLN mendukung," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Dari sisi harga, baterainya itu mahal, dan umurnya lebih cepat dari umur mobil itu sendiri," kata Direktur Operasional PT Nipress Tbk Richard Tandiono, di sela-sela peresmian pabrik baterai lithium pertama milik PT Nipress, di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Dia mengatakan dari sisi infrastruktur mobil listrik memerlukan alat dan sarana untuk menambah daya ("charger") terhadap baterai. Alat dan sarana itu harus tersedia di tempat umum maupun di rumah pemilik mobil.
Di sisi lain pengembangan mobil listrik juga perlu mengubah kebiasaan masyarakat yang lebih terbiasa mengisi bahan bakar minyak di SPBU.
"Sedangkan kendala lain yakni industri oposisi, yakni kendaraan konvensional berbahan bakar minyak," kata dia.
Meskipun demikian Richard menyampaikan bahwa pengembangan mobil listrik berdaya baterai lithium masih sangat menjanjikan. Dia menilai Indonesia bisa menjadi pelopor dalam pengembangan mobil listrik.
PT PLN Tbk sendiri telah menyatakan kesiapannya mendukung pengembangan mobil listrik dengan mempersiapkan alat penambah daya yang bisa dipakai di rumah maupun di tempat umum.
Direktur PLN Nur Pamudji mengatakan mobil listrik nantinya bisa menjadi pelanggan PLN yang bergerak.
"Ibaratnya sama saja pelanggan listrik di rumah namun yang bergerak. Ini peluang pasar besar, sehingga PLN mendukung," ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013