Pontianak (Antara Kalbar) - Lambang Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila akan dipamerkan selama tiga bulan di Gedung Arsipda yang berada di antara Rumah Radakng dan Rumah Adat Melayu, Pontianak.

"Tahun ini peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-68 tidak sekadar seremonial belaka. Bagian terpenting dari eksistensi negara berupa pengakuan kedaulatan sekaligus proses kreatif lahirnya Lambang Negara Elang Rajawali Garuda Pancasila dipamerkan selama tiga bulan di Gedung Arsipda," kata Sekda Kalbar, Drs M Zeet Hamdy Assovie, MTM, di Pontianak, Kamis.

Menurutnya, Gedung Arsipda tersebut akan menjadi saksi penting peristiwa besar bersejarah, pasalnya lambang tersebut sebelumnya sukses menyedot perhatian publik pada Pameran Lambang Negara di Museum Konferensi Asia Afrika di Bandung dan Gedung Pancasila di Jakarta.

"Kita sengaja menyediakan Gedung Arsipda di kawasan strategis untuk menampung jumlah pengunjung yang ditaksir menyerap 10.000 warga selama masa pameran dibuka. Dan perlu kita informasikan bahwa pameran ini adalah ketiga terbesar setelah di Bandung dan Jakarta," tuturnya.

M Zeet menambahkan, Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis menegaskan bahwa bagi mereka yang mengerti sejarah sudah sejak lama tahu bahwa figur yang berada di balik Lambang Negara yang populer dengan sebutan Garuda Pancasila adalah karya putra Kalbar, Sultan Hamid II.

"Saya terus mendorong agar seluruh masyarakat Kalbar mengetahui sumbangsih Kalbar yang besar ini kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Cornelis seperti yang diuangkapkan M Zeet.

Penggalian sejarah yang dilakukan Turiman Fachturahman Nur, Nur Iskandar dan Anshari Dimyati itu telah pula didorong oleh Pemprov untuk dibukukan ke dalam sebuah naskah akademik biografi politik. Buku biografi politik itu sendiri saat ini sudah diluncurkan gubernur di Pontianak Convention Centre tepat peringatan seabad Sultan Hamid II pada tanggal 12 Juli 1913 hingga 12 Juli 2013.

Menurut M Zeet, Gedung Arsipda akan memajang banyak panel mengenai proses lahirnya Lambang Negara yang disusun oleh Sultan Hamid II. Disajikan pula film dokumenter melalui studio yang dimiliki Arsipda yang dipimpin oleh Kepala Badan Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi Provinsi Kalbar, Drs. Marcelinus Kucai Apin.

Terpisah, salah seorang tokoh Nasional yang merupakan putra asli Kalbar, Oesman Sapta memastikan dirinya akan hadir di acara pembukaan pameran yang penting bagi spirit membangun Indonesia.

"Sultan Hamid II adalah salah satu putra terbaik Kalbar, dan masih banyak lagi tokoh pejuang asal Kalbar di pentas nasional-internasional juga perlu digali, dibukukan dan dipelajari etos kejuangannya bagi kemajuan. Beberapa tokoh Kalbar lainnya seperti Hamzah Haz, Akil Mochtar, Mantan Imam Besar Istiqlal Mochtar Natsir hingga Pangsuma, Pak Kasih dan sederet figur lainnya saya rasa juga patut untuk dihargai dan masuk dalam kategori tokoh yang turut serta membangun Indonesia," katanya.

OSO dalam kapasitasnya sebagai tokoh nasional menilai pameran itu punya makna yang sangat dalam. Sama dalamnya dengan seluruh kandungan simbolik Lambang Negara yang memuat 17-8-45 serta Pancasila.

"Kalau kita gali dan amalkan pesan Lambang Negara, maka kita akan jadi negara adikuasa," tuturnya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013