Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat akan mengajukan tambahan kuota pupuk urea bersubsidi sebanyak 18.000 ton ke Kementerian Pertanian.

"Gubernur akan mengusulkan tambahan sebanyak itu untuk disebar ke seluruh kabupaten dan kota di Kalbar," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar Hazairin di Pontianak, Minggu.

Ia menjelaskan bahwa pengajuan tambahan pupuk itu untuk mengantisipasi kekurangan urea jika permintaan di tingkat petani masih meningkat.

Menurut Hazairin, terlebih lagi dengan cuaca kemarau basah saat ini membuat para petani di wilayah itu dapat memaksimalkan lahan yang dimiliki.

Ia menambahkan bahwa di Kabupaten Sambas beberapa waktu lalu sempat marak pemberitaan tentang kurangnya pupuk bersubsidi.

"Untuk di Sambas, akan kami cek apa yang disampaikan oleh distributor tersebut atas dasar permintaan rencana dasar kebutuhan kelompok dari kelompok tani atau hanya karena perkiraan distributor saja," kata dia.

Sementara itu, kata dia, secara nasional, kuota pupuk urea dikurangi termasuk di Kalbar.

"Di Kabupaten Sambas, kuota juga dikurangi dari 6 ribu ton menjadi 4.600 ton," kata dia.

Sedangkan serapan di Kabupaten Sambas pada tahun lalu berkisar 4.800 ton.

Namun untuk pupuk NPK, ditambah menjadi 10 ribu ton. Tujuannya untuk meningkatkan pupuk berimbang karena terlalu banyak urea dapat menyebabkan degradasi lahan.

"Selain itu, meningkatkan serangan hama dan penyakit," ujar Hazairin. Jadi, lanjut dia, seluruh kabupaten dan kota, kuota untuk ureanya dikurangi.

Kabupaten Sambas merupakan salah satu sentra produksi padi di Kalbar.

***3***

(T.T011/B/M026/M026) 01-09-2013 14:04:00

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013