Jakarta (Antara Kalbar) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyayangkan bila tingkat kemudahan berbisnis di Indonesia di masa mendatang ternyata disalip oleh negara-negara di kawasan Indochina yang juga termasuk bagian dari ASEAN.
"Bila tidak diseriusi, kemudahan berbisnis di Indonesia berpeluang disalip negara-negara Indochina," kata Wakil Ketua Umum Kadin Erwin Aksa dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Negara-negara yang dapat dikategorikan sebagai Indochina antara lain Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Thailand.
Dalam survei "Doing Business 2014" yang digelar Bank Dunia, negara seperti Thailand telah melesat pada posisi ke-18 sedangkan Vietnam pada posisi ke-99.
"Vietnam sudah jauh meninggalkan kita," ujar Erwin sambil mengingatkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-120, hanya unggul dari Kamboja (137), Laos (159), dan Myanmar (182).
Ia berpendapat, kesuksesan Vietnam menyalip Indonesia antara lain karena negara yang sempat diserang Amerika Serikat pada akhir dekade 1960-an itu dinilai sukses melakukan perbaikan dalam melindungi hak-hak investor dan perpajakan.
Menurut dia, bila benar nantinya Indonesia juga tersalip oleh negara-negara Indochina lainnya, maka hal itu akan sangat pahit.
Pasalnya, negara-negara di kawasan tersebut rata-rata baru selesai dari kancah konflik dan perang pada 1980-an dan baru mulai gencar membangun infrastruktur pada 1990-an.
"Sangat pahit, kita sebagai negara besar dan sumber dayanya besar, tapi tak punya percepatan yang cukup mengejar perbaikkan infrastruktur. Padahal stabilitas politik dan ekonomi makro kita jauh lebih bagus," katanya.
Kadin juga melihat bila masalah perburuhan tidak segera ditangani juga akan membuat daya saing dunia usaha di Indonesia melemah ke depannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Bila tidak diseriusi, kemudahan berbisnis di Indonesia berpeluang disalip negara-negara Indochina," kata Wakil Ketua Umum Kadin Erwin Aksa dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Negara-negara yang dapat dikategorikan sebagai Indochina antara lain Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, dan Thailand.
Dalam survei "Doing Business 2014" yang digelar Bank Dunia, negara seperti Thailand telah melesat pada posisi ke-18 sedangkan Vietnam pada posisi ke-99.
"Vietnam sudah jauh meninggalkan kita," ujar Erwin sambil mengingatkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-120, hanya unggul dari Kamboja (137), Laos (159), dan Myanmar (182).
Ia berpendapat, kesuksesan Vietnam menyalip Indonesia antara lain karena negara yang sempat diserang Amerika Serikat pada akhir dekade 1960-an itu dinilai sukses melakukan perbaikan dalam melindungi hak-hak investor dan perpajakan.
Menurut dia, bila benar nantinya Indonesia juga tersalip oleh negara-negara Indochina lainnya, maka hal itu akan sangat pahit.
Pasalnya, negara-negara di kawasan tersebut rata-rata baru selesai dari kancah konflik dan perang pada 1980-an dan baru mulai gencar membangun infrastruktur pada 1990-an.
"Sangat pahit, kita sebagai negara besar dan sumber dayanya besar, tapi tak punya percepatan yang cukup mengejar perbaikkan infrastruktur. Padahal stabilitas politik dan ekonomi makro kita jauh lebih bagus," katanya.
Kadin juga melihat bila masalah perburuhan tidak segera ditangani juga akan membuat daya saing dunia usaha di Indonesia melemah ke depannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013