Yerusalem (Antara/AFP) - Kesepakatan nuklir yang dicapai di Jenewa antara kelompok G5+1 dengan Iran adalah "kemenangan diplomasi terbesar" bagi Tehran, kata Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman pada Ahad.

"Kesepakatan ini adalah kemenangan diplomasi terbesar bagi Iran, yang saat ini telah meraih pengakuan hak yang sah untuk mengayakan uranium," kata Lieberman dalam wawancara di sebuah stasiun radio lokal.

Sebelumnya kantor Perdana Menteri Banjamin Netanyahu mengkritik pencapaian diplomasi antara enam negara kuat dengan Iran sebagai "kesepakatan buruk."

Sementara Menteri Ekonomi Naftali Bennett mengatakan bahwa Israel tidak terikat dengan kesepakatan nuklir di Jenewa dan negaranya mempunyai hak untuk mempertahankan diri.

Sebelum pencapaian bersejarah tersebut, Israel berulang kali mengingatkan bahwa pencabutan sanksi ekonomi--yang merupakan bagian dari kesepakatan di Jenewa--hanya akan memberi waktu bagi Iran untuk melangkah lebih jauh dalam pengembangan persenjataan nuklir.

Netanyahu --yang negaranya dipercaya sebagai satu-satunya kekuatan nuklir di Timur Tengah-- menyatakan tetap akan mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer untuk menghentikan program atom di Iran.

Namun di sisi lain, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mencoba meyakinkan Israel bahwa negara tersebut akan lebih aman dengan tercapainya kesepakatan nuklir dengan Iran

"Ini adalah langkah awal yang akan membuat negara sahabat kami di Timur Tengah menjadi lebih amat. Ini akan membuat sekutu kami, Israel, lebih aman," kata Kerry kepada para wartawan.

"Saya seara rutin berbicara dengan Netanyahu beberapa kali dalam sepekan. Saya mengabari dia mengenai persoalan ini kemarin," kata Kerry yang menyebut Netanyahu sebagai seorang "sahabat."

Menurut Kerry, perbedaan antara Amerika Serikat dan Israel mengenai program nuklir Iran hanyalah persoalan "penilaian" dan "perhitungan."

"Tidak ada perbedaan antara kami dengan Israel karena tujuan kami sama--bahwa Iran tidak boleh memiliki senjata nuklir," kata dia.

Sementara itu kepala urusan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton, yang memimpin kelompok G5+1 dalam perundingan dengan Iran, mengatakan bahwa kekhawatiran Israel dapat dimengerti.

"Kami berbicara sepanjang waktu dengan Israel. Mereka adalah negara penting yang pendapatnya penting bagi kami. Kami harus berusaha melindungi keamanan rakyat Israel di Timur Tengah," kata Ashton kepada AFP.

Iran sendiri berulang kali menyatkan bahwa program nulklirnya bertujuan damai dan menolak tuduhan negara-negara Barat yang menyatakan pengayaan uranium yang dilakukan Tehran adalah langkah awal pengembangan senjata nuklir.

Bagi Kerry, inilah saatnya bagi Iran untuk menunjukkan bahwa kecurigaan tersebut tidak benar.

"Adalah hal yang mudah untuk mengikuti apa yang sudah dilakukan negara lain yang juga melakukan pengayaan uranium. Iran hanya tinggal membuktikannya," kata Kerry.

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013