Pontianak (Antara Kalbar) - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) M Anis Matta menyatakan Indonesia saat ini membutuhkan seorang pemimpin generasi ketiga yang bisa menciptakan "musim".
"Pemimpin generasi ketiga adalah seorang pencipta musim, pemimpin itu bukan seorang yang memegang tongkat komando atau lainnya, tetapi dia adalah seorang yang menciptakan musim, sementara orang lain memakai pakaian sesuai dengan musim yang diciptakan tadi," kata Anis Matta di Pontianak, Minggu.
Anis menjelaskan, kalau dia menciptakan musim dingin, maka orang lain menggunakan pakaian tebal, ketika diciptakan musim panas maka orang lain juga ikut menggunakan baju kaos.
Anis menambahkan, masyarakat Indonesia baru saat ini didominasi penduduk berumur 45 tahun dengan populasi mencapai 60 persen, mereka umumnya berpendidikan lebih baik dari sebelumnya, relatif terkoneksi dengan baik di dalam dan luar, misalnya pengguna media sosial sekitar 60 juta atau 25 persen dari total populasi, dan mereka juga sudah hidup di alam demokrasi.
"Oleh karena itu, Indonesia kini memerlukan atau membutuhkan seorang pemimpin yang bisa menciptakan `musim` atau memiliki kepahaman perkembangan zaman," ungkapnya.
Ibaratnya, menurut dia, orang yang hidup dalam zaman otoriter dan kemudian masuk ke alam demokrasi, maka dia cenderung membawa konsep otoriter ke alam demokrasi.
"Apalagi Indonesia negara demokrasi terbesar ketiga, karena berhasil menyelenggarakan pemilu dengan aman," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013
"Pemimpin generasi ketiga adalah seorang pencipta musim, pemimpin itu bukan seorang yang memegang tongkat komando atau lainnya, tetapi dia adalah seorang yang menciptakan musim, sementara orang lain memakai pakaian sesuai dengan musim yang diciptakan tadi," kata Anis Matta di Pontianak, Minggu.
Anis menjelaskan, kalau dia menciptakan musim dingin, maka orang lain menggunakan pakaian tebal, ketika diciptakan musim panas maka orang lain juga ikut menggunakan baju kaos.
Anis menambahkan, masyarakat Indonesia baru saat ini didominasi penduduk berumur 45 tahun dengan populasi mencapai 60 persen, mereka umumnya berpendidikan lebih baik dari sebelumnya, relatif terkoneksi dengan baik di dalam dan luar, misalnya pengguna media sosial sekitar 60 juta atau 25 persen dari total populasi, dan mereka juga sudah hidup di alam demokrasi.
"Oleh karena itu, Indonesia kini memerlukan atau membutuhkan seorang pemimpin yang bisa menciptakan `musim` atau memiliki kepahaman perkembangan zaman," ungkapnya.
Ibaratnya, menurut dia, orang yang hidup dalam zaman otoriter dan kemudian masuk ke alam demokrasi, maka dia cenderung membawa konsep otoriter ke alam demokrasi.
"Apalagi Indonesia negara demokrasi terbesar ketiga, karena berhasil menyelenggarakan pemilu dengan aman," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013