Jakarta (Antara Kalbar) - PDI Perjuangan mendapat makin banyak desakan agar mencalonkan Gubernur Jakarta Joko Widodo sebagai calon presiden tahun depan untuk mengerek popularitas partai dalam pemilihan legislatif.

Nama Jokowi sudah makin luas disebut-sebut sebagai calon presiden paling populer dalam berbagai survei, namun PDI Perjuangan, yang memboyong Jokowi dari jabatan Walikota Solo ke Jakarta, justru belum menyuarakan capresnya.

Jokowi nampak kerap menghabiskan waktu bersama Ketua Umum PDIP Megawati Sukarnoputri, namun hingga kini tak ada pernyataan apakah benar ia akan dicalonkan partai secara resmi.

"Itu masukan yang penting tentu kita perhatikan, aspirasi yang harus kita hargai," kata Maruarar Sirait, salah satu Ketua DPP PDIP, tentang besarnya perhatian publik pada pencapresan Jokowi.

Dalam sebuah survei yang dilakukan lembaga Indikator Politik November lalu, pencalonan Jokowi dianggap akan sangat dramatis mengatrol perolehan suara partai berlambang banteng besar itu.

PDIP diramalkan akan meraih 21,6 persen suara dalam pileg jika tak mengumumkan pencalonan Jokowi sebagai capresnya.

Tetapi, menurut Indikator Politik, begitu pencalonan Jokowi diumumkan, suara pileg akan terdongkrak menjadi 38,7 persen, perolehan suara yang sangat signifikan meninggalkan para pesaing terdekatnya seperti Partai Golkar dan Demokrat.

Dalam survei yang dinamai Efek Jokowi terhadap Elektabilitas Partai itu, Indikator Politik juga menyebut pencalonan Jokowi akan merontokkan peluang partai-partai lain meraih suara.

Misalnya jika pengumuman pencapresan Jokowi dilakukan PDIP, maka perolehan suara Golkar akan turun menjadi 14,6 persen (jika Jokowi diumumkan tak dicalonkan, Golkar beroleh 21,8 persen), sementara Demokrat suaranya menjadi 5,4 persen (jika Jokowi diumumkan tak dicalonkan, Demokrat beroleh 9,2 persen).

"Akan merugikan (PDIP) karena Jokowi jadi faktor pendongkrak yang jauh melampaui tokoh PDIP lain," komentar Dodi Ambardi dari Lembaga Survei Indonesia yang pada tahun lalu meramalkan Jokowi mengungguli calon petahana, Fauzi Bowo sebagai Gubernur Jakarta.

Temuan Tim Pusat Data Bersatu (PDB) yang diumumkan sejak Februari awal tahun ini mengatakan 1.200 responden di 30 provinsi di Indonesia menempatkan Joko Widodo pada peringkat teratas calon presiden terpopuler dengan hampir 30 persen suara, justru lebih tinggi dari Megawati (13 persen).

Sementara menurut survei yang baru diumumkan pada Desember, digelar Indobarometer, Jokowi difavoritkan kelompok muda dengan hampir 40 persen suara.

Secara resmi nama Jokowi sudah diusung di ajang Rakor Nasional PDIP di Ancol, beberapa bulan lalu. Namun Menurut Maruarar SIrait, penentu keputusan tetaplah megawati SUkarnoputri.

"Kita percayakan pada Ibu Mega yang secara ideologis dan historis paham betul sejarah kami, dia yang sudah kenyang asam garam politik Indonesia".


(bbc)

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013