PBB, New York (Antara Kalbar/Xinhua-OANA) - Anthony Lake, Direktur Pelaksana Dana Anak PBB (UNICEF), Senin (16/12), mengatakan 2,3 juta anak telah terpengaruh oleh konflik ganas di Republik Afrika Tengah (CAR).

Ia juga mengutuk "gangguan, pelecehan dan pembunuhan mengerikan" yang dialami anak-anak di negara Afrika yang dilanda perang itu --"penghinaan bagi umat manusia", kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky kepada wartawan di Markas PBB, New York.

"Sudah terlalu lama, kehidupan anak-anak di Republik Afrika Tengah terlewat dari perhatian, atau tidak diperhatikan, dalam krisis yang terlupakan ini," kata Lake.

Pada Jumat (13/12), UNICEF membawa lewat udara 77 ton selimut, sabun, jerigen, obat, pasokan penjernih air, lembaran plastik, dan peralatan kesehatan serta bidan ke Ibu Kota CAR, Bangui. Dalam 12 bulan belakangan, UNICEF telah mengirim empat pesawat barang yang berisi pasokan penyelamat nyawa buat keluarga korban perang.

Masih pada Senin, Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) menyatakan lebih dari 40 persen warga desa di CAR memerlukan bantuan darurat guna mencegah kondisi keamanan pangan memburuk bagi jutaan orang.

FAO menyatakan jumlah itu akan meningkat drastis tahun depan, jika petani tak bisa mempersiapkan musim tanam mendatang, kata Nesirky.

CAR dilanda konflik yang dilaporkan telah menewaskan ribuan orang dan membuat lebih dari setengah juta orang meninggalkan rumah mereka akibat perang yang berkecamuk.

CAR telah terjerumus ke dalam kerusuhan sejak gerilyawan Seleka melancarkan serangan setahun lalu dan memaksa presiden Francois Bozize melarikan diri pada Maret. Pemerintah peralihan sejak itu telah dibentuk dengan tugas memulihkan perdamaian dan melicinkan jalan bagi pemilihan umum demokratis, tapi bentrokan bersenjata telah meletus lagi.

(A. Rachma)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2013