Batu (Antara Kalbar) - Distribusi bibit jeruk berbagai jenis yang dikeluarkan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropikal (Balitjestro) meningkat cukup signifikan, yakni dari 150 ribu bibit pada 2012 menjadi 375 ribu bibit pada 2013.

Kepala Kebun Pembibitan Jeruk Balitjestro Kusman di Batu, Kamis, mengakui meski ada peningkatan cukup signifikan, distribusi 375 ribu bibit itu belum mencapai target, yakni 500 ribu bibit.

"Salah satu faktor tidak tercapainya bibit jeruk yang dihasilkan tersebut adalah cuaca yang tidak menentu. Mudah-mudahan tahun ini bibit yang kita hasilkan paling tidak bisa bertambah 200 ribu bibit dengan kualitas yang lebih baik," ujarnya.

Ia mengakui dari tahun ke tahun permintaan pengiriman bibit jeruk ke sejumlah daerah, seperti Kalimantan, Papua, Sulawesi, maupun Sumatra juga terus meningkat.

Menurut dia, sebagian besar bibit jeruk yang dilepas (didistribusikan) ke sejumlah daerah itu, adalah jenis jeruk manis Pacitan (Jeruk Baby), yakni sekitar 200 ribu bibit karena jenis jeruk tersebut paling diminati masyarakat.  
    
Selain bibit jeruk baby, katanya, bibit jeruk yang didistribusikan secara luas adalah bibit jeruk Keprok Batu 55, Keprok Siam, dan Keprok Pontianak.

Kusman menjelaskan batang bawah bibit jeruk bisa dipindahkan pada bulan keenam atau ketujuh dan sistem okulasinya rata-rata mencapai 14 bulan, sedangkan mulai bisa dipanen ketika sudah berumur tiga tahun.

Peneliti senior Balitjestro Harwanto belum lama ini mengatakan varietas jeruk yang sudah dilepas selama ini mencapai 228 varietas, anggur 43 varietas, apel 72 varietas, kelengkeng 20 varietas, dan strawberi 19 varietas.

"Pada tahun 2015 nanti, kita targetkan penelitian yang kita lakukan sudah 'naik kelas', yakni melakukan penelitian internasional. Apalagi, Balitjestro ini sudah memiliki laboratorium terpadu yang cukup lengkap teknologinya," katanya.

Luas lahan tanaman jeruk berbagai jenis di wilayah Batu dan sebagian di Kabupaten Malang, yakni di Desa Selorejo, Kecamatan Dau saat ini mencapai 1.600 hektare.

Jenis jeruk yang ditanam di antaranya Jeruk Keprok Batu 55, Keprok Soe, Siam, Pontianak, dan Baby Pacitan.

"Peluang komoditas jeruk lokal ini sangat besar, sebab tingkat kebutuhan sangat tinggi, sedangkan produktivitas petani masih belum mampu memenuhi kebutuhan," ujarnya.

Berdasarkan data Balijestro Batu, impor buah jeruk rata-rata mencapai 467,342 ton per tahun dengan nilai sekitar Rp3 triliun, sedangkan ekspor Indonesia baru mencapai 207,232 ton atau senilai Rp1 triliun per tahun.

(M.H. Atmoko)

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014