PBB, New York (Antara Kalbar/Xinhua-OANA) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Dewan Keamanan PBB, Sabtu (1/2), mengutuk pemboman mobil bunuh diri di Lebanon Timur-laut, dan mengatakan, "Meningkatnya aksi teror dan kerusuhan belakangan ini di Lebanon menjadi keprihatinan besar."
   
"Sekretaris Jenderal dengan keras mengutuk pemboman mobil hari ini di Daerah Hermel di Lebanon Timur-laut sehingga menewaskan dan melukai beberapa orang," demikian isi pernyataan yang dikeluarkan di Markas PBB, New York, oleh juru bicara Ban.

"Ia menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban aksi teror ini. Ia berharap para pelaku kejahatan ini dan semua tindakan teror lain akan diseret ke pengadilan," kata pernyataan tersebut.

Pemboman mobil bunuh diri melanda satu stasiun pompa bensin di Kota Kecil Hermel di Lembah Bekaa Timur, Lebanon, Sabtu, sehingga menewaskan lima orang dan melukai 18 orang lagi. Front An-Nusra telah mengaku bertanggung-jawab atas serangan itu.

Kelompok yang berafiliasi kepada Al Qaida tersebut, di akun Twitter-nya, juga telah mengaku bertanggung-jawab atas sejumlah serangan lain baru-baru ini dengan sasaran daerah masyarakat Syiah di Lebanon.

"Meningkatnya aksi teror dan kerusuhan belum lama ini di Lebanon sangat memprihatinkan," kata Ban di dalam pernyataan tersebut, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi. "Sekretaris Jenderal kembali menyampaikan seruannya kepada semua rakyat Lebanon agar mendukung lembaga negara mereka, sebagai cara terbaik menghadapi aksi kejam yang tak bisa diterima baik ini dan memelihara kestabilan serta keamanan negara mereka."
   
Dewan keamanan juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan menyampaikan simpati mereka kepada semua orang yang cedera dalam aksi itu dan kepada rakyat serta Pemerintah Lebanon.

Di dalam satu pernyataan, Dewan Keamanan --yang memiliki 15 anggota-- mengatakan aksi teror "di dalam segala bentuk dan perwujudannya merupakan salah satu ancaman paling serius terhadap keamanan dan perdamaian internasional, dan setiap aksi teror adalah kejahatan dan tak bisa dibenarkan, tak peduli apa pun alasannya, di mana pun serta kapan pun dilakukannya dan siapa pun pelakunya".

"Anggota Dewan Keamanan menggaris-bawahi perlunya untuk menyeret para pelakunya ke pengadilan," katanya.

Hermel, yang dipandang sebagai jantung faksi Syiah Lebanon, Hizbullah, baru-baru ini telah menjadi sasaran gelombang serangan roket dari Suriah.

Pada 16 Januari, satu bom mobil di dekat barak militer di Hermel menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 15 orang lagi.

Daerah yang berpenduduk Syiah di Lebanon telah mengalami serangkaian serangan, setelah pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah pada Mei lalu mengatakan faksinya berperang atas nama Pemerintah Suriah dalam perang saudara yang berkecamuk di negara tetangga Lebanon, Suriah.

(A. Rachma)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014