Jakarta (Antara Kalbar) - Partai Golkar sudah sejak lama ingin menjalin koalisi yang kuat dan permanen dengan PDI Perjuangan sebagai bentuk tradisi baru dalam perpolitikan Indonesia.
"Partai Golkar sangat sependapat dengan saran Lingkaran Survei Indonesia LSI (Golkar dan PDI-P memulai tradisi baru dan memikirkan koalisi yang permanen) itu," kata Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Tohari di Jakarta, Senin.
Menurut dia, sejak periode kepemimpinan Aburizal Bakrie paruh kedua, diskusi-diskusi di DPP Partai Golkar selalu mengarah ke koalisi dengan PDI Perjuangan.
Namun menurut dia, Golkar menyadari bahwa semua itu terhalang adanya koalisi dalam Sekretariat Gabungan yaitu partainya berada di dalamnya.
"Golkar menilai 2014 adalah momentum yang pas untuk membangun demokrasi yang lebih baik dengan koalisi yang kuat," tegasnya.
Dia mengatakan koalisi merupakan proses timbal balik antara dua pihak karena itu dirinya meminta masyarakat untuk melihat kemungkinan terwujudnya koalisi kedua partai itu.
Hajriyanto menjelaskan sudah ada upaya-upaya untuk mewujudkan koalisi dua partai besar itu, salah satunya pertemuan kedua pimpinan partai.
"Sudah ada pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Umum PDI Perjuangan," ujarnya.
Hajriyanto mengatakan bagi Golkar, Indonesia bukan hanya butuh demokrasi, namun juga stabilitas politik yang kuat dan dinamis.
Menurut dia, jika di masa Orde Baru stabilitas yang diwujudkan adalah stabilitas yang statis, kini di era demokrasi haruslah stabilitas yang dinamis.
"Koalisi PG dan PDIP mampu mewujudkan Indonesia yang stabil sekaligus dinamis," ucapnya.
Hajriyanto meyakini koalisi keduanya akan dapat memadukan demokrasi dan pembangunan. Dia menilai Golkar simbol pembangunan dan PDI-P simbol demokrasi.
"Demokrasi tanpa pembangunan adalah laksana pohon yang tidak berbuah, sementara pembangunan tanpa demokrasi adalah otoritarianisme," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Partai Golkar sangat sependapat dengan saran Lingkaran Survei Indonesia LSI (Golkar dan PDI-P memulai tradisi baru dan memikirkan koalisi yang permanen) itu," kata Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Tohari di Jakarta, Senin.
Menurut dia, sejak periode kepemimpinan Aburizal Bakrie paruh kedua, diskusi-diskusi di DPP Partai Golkar selalu mengarah ke koalisi dengan PDI Perjuangan.
Namun menurut dia, Golkar menyadari bahwa semua itu terhalang adanya koalisi dalam Sekretariat Gabungan yaitu partainya berada di dalamnya.
"Golkar menilai 2014 adalah momentum yang pas untuk membangun demokrasi yang lebih baik dengan koalisi yang kuat," tegasnya.
Dia mengatakan koalisi merupakan proses timbal balik antara dua pihak karena itu dirinya meminta masyarakat untuk melihat kemungkinan terwujudnya koalisi kedua partai itu.
Hajriyanto menjelaskan sudah ada upaya-upaya untuk mewujudkan koalisi dua partai besar itu, salah satunya pertemuan kedua pimpinan partai.
"Sudah ada pertemuan antara Ketua Umum Partai Golkar dan Ketua Umum PDI Perjuangan," ujarnya.
Hajriyanto mengatakan bagi Golkar, Indonesia bukan hanya butuh demokrasi, namun juga stabilitas politik yang kuat dan dinamis.
Menurut dia, jika di masa Orde Baru stabilitas yang diwujudkan adalah stabilitas yang statis, kini di era demokrasi haruslah stabilitas yang dinamis.
"Koalisi PG dan PDIP mampu mewujudkan Indonesia yang stabil sekaligus dinamis," ucapnya.
Hajriyanto meyakini koalisi keduanya akan dapat memadukan demokrasi dan pembangunan. Dia menilai Golkar simbol pembangunan dan PDI-P simbol demokrasi.
"Demokrasi tanpa pembangunan adalah laksana pohon yang tidak berbuah, sementara pembangunan tanpa demokrasi adalah otoritarianisme," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014