Kediri (Antara Kalbar) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan mengunjungi pengungsi korban erupsi Gunung Kelud (1.730 mdpl) di Kabupaten Kediri, Blitar dan Kabupaten Malang.

"Jadwal sudah kami terima. Kami terus berkoordinasi dengan protokoler kepresidenan, khususnya terkait kunjungan di daerah ini," kata Kepala Sub Bagian Pemberitaan Pemkab Kediri Sutarjo di Kediri, Minggu.

Ia menjelaskan, pihaknya juga telah mengikuti rapat yang diselenggarakan di Madiun untuk persiapan penyambutan kedatangan Presiden Yudhoyono dan rombongan yang akan menumpang kereta api dari Jakarta.

Presiden berencana berkunjung ke sejumlah daerah yang menjadi korban langsung erupsi Gunung Kelud, pada 17-18 Februari 2014, yaitu di Kabupaten Kediri, Blitar, serta Kabupaten Malang.

Sesuai jadwal, Presiden Yudhoyono rencananya datang pada 17 Februari dan langsung menggunakan jalur darat menuju kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kabupaten Kediri yang juga digunakan sebagai posko penanggulangan bencana.

Rombongan lalu melanjutkan perjalanan ke Desa Segaran, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, bertemu dengan para pengungsi.

Rombongan lalu melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Blitar dan langsung menuju pendopo kabupaten tersebut, makan siang, kemudian berangkat ke posko pengungsian di Gedung Serbaguna Kecamatan Nglegok.

Di tempat ini, setelah mendapatkan penjelasan tentang kondisi terkini gunung serta para pengungsi, rombongan Presiden RI menuju Pangkalan TNI AL (Lanal) Malang dan istirahat di tempat tersebut.

Keesokan harinya, pada Selasa (18/2), rombongan melanjutkan perjalanan menuju posko utama Gedung Ganesa, Kota Batu, yang menampung ribuan pengungsi.

Seusai kunjungan tersebut, Presiden Yudhoyono bersama rombongan dijadwalkan melanjutkan perjalanan kembali ke  Pangkalan TNI AL (Lanal) Malang.

Sementara itu, untuk persiapan penyambutan Presiden Yudhoyono,  sejumlah aparat sudah mulai bergerak dan mengadakan apel. Mereka akan berjaga di sejumlah titik di sepanjang jalan yang dilalui Presiden Yudhoyono dan rombongan.

Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pada Kamis (13/2) pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula Siaga menjadi Awas.

Perubahan status Gunung Kelud relatif sangat cepat, dari sebelumnya Aktif Normal berubah menjadi Waspada pada Minggu (2/2), dan naik lagi ke Siaga pada Senin (10/2) pukul 16.00 WIB. Kemudian Kamis (13/2) pukul 21.15 WIB statusnya naik lagi menjadi Awas.

Dalam rentang tahun 1000 hingga 2007, Gunung kelud sudah 25 mengalami erupsi, dengan puluhan ribu korban jiwa dan kerugian materiil yang sangat besar. Gunung tersebut pada tahun 2007 meletus secara "efusif" atau tertahan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, gunung yang berada di perbatasan tiga kabupaten, Kediri, Blitar dan Malang itu, pasca erusi menyebabkan 76.388 jiwa mengungsi tersebar di tiga wilayah tersebut, selain di Tulungagung dan Jombang.

(T. Susilo)

Pewarta: Fiqih Arfani

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014