Jakarta (Antara Kalbar) - Pengamat intelijen Wawan H Purwanto mengharapkan calon Wakapolri adalah sosok yang memiliki integritas dan netralitasnya tidak diragukan lagi serta jauh dari kepentingan partai politik menjelang Pemilu 2014.

"Memilih seorang calon Wakapolri tentu saja bukan seperti dagang sapi, menawarkan bahwa calonnya lah yang terbaik. Jika ini terjadi maka bakal menjebak dan berbahaya, apalagi jika itu terkait dengan kepentingan politik menjelang pemilu 2014, berbahaya jika Wakapolri tidak netral," kata Wawan di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan, calon Wakapolri harus berdiri di semua pihak, yang paling utama adalah jauhkan posisi Wakapolri dari kepentingan partai.

"Sekali seorang Wakapolri condong ke partai, akan mengarahkan pada pengamanan partai tersebut. Ini menyalahi posisi aparat keamanan yang harus netral. Keberpihakan Polri adalah kepada negara, loyalitas juga kepada negara. Sikap partisan akan mempersempit daya nalar, dan cederung berpihak dan akhirnya tidak obyektif lagi dalam menangani kasus," jelas pria yang menjabat sebagai Staf Ahli Wapres bidang Keamanan dan Kewilayahan ini.

Jabatan Wakapolri tentu strategis untuk ikut menentukan sistem keamanan dalam negeri menyongsong tahun politik sekaligus tahun panas 2014. Sosok bintang tiga menjadi prioritas agar pemilihannya tak menghilangkan soal senioritas dan profesionalisme, serta 'tour of duty' dan 'tour of area' yang memadai.

Ada sejumlah nama bintang tiga Polri yang saat ini menjabat antara lain Komjen Pol Badrodin Haiti, Komjen Pol Anton Badrul Alam, Komjen Pol Anang Iskandar, Komjen Pol Budi Gunawan, Komjen Pol Suparni Parto, dan Komjen Pol Suhardi Aliyus.

Menurut dia, penggodogan calon sudah harus memperhatikan pula suara masyarakat, tak boleh mengabaikan begitu saja suara masyarakat.

"Integritas dan netralitas perlu digarisbawahi jika ingin menjadikan negeri ini sebuah negeri yang bermartabat. Kepentingan politik yang terlalu menonjol justru bisa merusak tatanan ideal yang kita cita-citakan selama ini," tuturnya.

Pengalaman mengatasi berbagai persoalan berat akan mematangkan profesionalisme kinerja seorang Wakapolri. Hal itu, kata Wawan, bukan perkara mudah, sebab posisi Wakapolri rentan terhadap intrik-intrik politik dari luar yang ingin kepentingannya diamankan.

Sungguh berbahaya jika ada tekanan internal dan eksternal yang membuat pilihan jatuh berdasarkan kepada subyektivitas dan kepentingan sesaat apalagi unsur kedekatan semata, katanya.

Semua calon memiliki kans untuk terpilih, namun tentu ada penilaian dan pertimbangan tertentu sesuai dengan dinamika perubahan masyarakat yang membutuhkan sosok yang pas di era demokrasi dalam mengatasi persoalan yang berat mulai awal 2014 hingga terpilihnya presiden mendatang.

Tak hanya itu, kata dia, Wakapolri ke depan harus memiliki keberanian, wawasan dan personal 'approach' yang baik, jaringan yang luas, tidak kompromistis, tegas dan lugas dalam menjalankan perintah, bertindak cepat, tepat dan terukur.

"Pengamanan Pemilu 2014 merupakan ujian awal pelaksanaan tugasnya. Upaya penggembosan pelaksanaan Pemilu sudah ada di depan mata, tentu saja rakyat tak ingin terjadi kekacauan dan delegitimasi terhadap pemerintahan yang sah. Polisi dikatakan ideal,jika mampu berdiri di atas semua golongan. Memang ini tidak mudah, sekarang sorotan masyarakat makin tajam, masyarakat sudah makin pintar dan tak mudah dibodoh-bodohi," papar Wawan.

Pewarta: Syaiful Hakim

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014