Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat membuka peluang bagi pengusaha asal Rusia untuk berinvestasi di berbagai sektor seperti pertambangan, transportasi, kelautan dan perikanan, pariwisata serta lainnya melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

"Peluang-peluang yang ada, juga diharapkan dapat dilaksanakan di Kalbar," kata Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya saat dihubungi dari Pontianak, Rabu.

Christiandy Sanjaya dan Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPSTP) Provinsi Kalbar Sri Jumiadatin serta staf berada di Jakarta, mengikuti acara Sidang Komisi Bersama ke-9 antara Republik Indonesia dan Rusia, bidang kerja sama perdagangan, ekonomi dan teknik.

Dipimpin langsung oleh Menko Perekonomian Hatta Rajasa sekaligus selaku ketua delegasi Indonesia, sedangkan delegasi dari Rusia yang berjumlah sekitar 50 orang dipimpin oleh Mr. Igor Evgenyevich Karavaev yang merupakan, Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan Rusia.

Pada pertemuan di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Selasa (25/2) tersebut, telah disepakati untuk membentuk lima working group antara kedua negara. Yaitu kelompok kerja Bidang Hukum, Perdagangan, Investasi dan Industri, Kebudayaan dan Pertukaran Wisatawan, Energi yang tidak terbatas pada minyak dan gas bahkan energi-energi terbarukan lainnya serta Transportasi dan Infrastruktur.

Kemudian, dilaksanakan penandatanganan naskah kerja sama antara Indonesia dan Rusia. Salah satunya adalah kerja sama antara PT Arbaya Energi dan Rusal, perusahaan Rusia yang bergerak di bidang pertambangan khususnya pengelolaan bauksit menjadi alumina, yang berlokasi di Kabupaten Ketapang, dengan nilai investasi 3 miliar dolar AS, masa pengelolaan 40 tahun.

Dalam kesempatan tersebut Menko Perekonomian RI juga berharap Ground Breaking dapat dilaksanakan pada pertengahan 2014 mendatang dan bauksit dari pemegang IUP/pengusaha tambang di Kalbar.

Di bidang perdagangan, selama lima tahun terakhir telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan yang rata-rata telah meningkat 29,7 persen per tahun. Pada tahun 2012, volume perdagangan sudah mencapai 3,4 miliar dolar AS dalam situasi perekonomian dunia yang masih belum membaik.

Pada tahun 2015, kedua negara bertekad meningkatkan volume perdagangan hingga mencapai 5 miliar dolar AS dan tetap menjaga keseimbangan perdagangan di kedua negara, karena untuk tahun 2013 volume perdagangan tersebut Indonesia mengalami devisit 1 miliar dolar AS.

Sementara di bidang investasi, selain smelter di Kabupaten Ketapang, pada tahun 2014 juga telah direncanakan yaitu kereta api di Kaltim, yang menghubungkan pusat-pusat mineral dan komoditas untuk diangkut dengan nilai investasi sekitar 2 miliar dolar AS hingga 3 miliar dolar AS.

Wagub Kalbar berharap, Rusia juga mau berinvestasi di bidang transportasi kereta api di Kalbar.

T011

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014