Jakarta (Antara Kalbar) - Sejumlah penyanyi dangdut yang mengisi kampanye terbuka di Ibukota mengaku mengandalkan "saweran" untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat.

Hal tersebut diungkapkan penyanyi dangdut dari Jakarta Desti Kirana (25) yang mengisi kampanye terbuka Gerindra di Jalan Bugis, Kebon Bawang, Jakarta Utara, Jumat.

"Kampanye Rp300 ribu sekali manggung. Saweran lebih gede dibanding honornya," ujar Desi yang bergabung di Grup New Kometa.

Ia mengatakan dirinya tak hanya mengisi di salah satu partai saja tetapi beberapa partai  karena tergantung pesanan.

"Pernah ngisi di kampanye Golkar beberapa hari lalu, Kemudian Gerindra. Biasanya kalau gak ngisi kampanye terbuka yah hanya acara nikahan aja," ujar dia.

Ia mengutarakan dirinya nanti akan mengisi kampanye saat pemilihan presiden yaitu di daerah Bogor dan Jakarta.

"Seminggu 3 kali tiga titik. Saya ngambil sekitar Jakarta. Pilpres 7 titik Rp10 juta. Dipotong manajemen Rp1 juta. Bersih jadi  Rp9 juta," kata dia.

Hal senada juga diungkapkan penyanyi dangdut Yuli (24) yang sering mengisi kampanye pemilihan legislatif di wilayah Tanjung Priok.

"Udah sering ngisi priuk, gerindra baru sekali. Baru turun pertama. Kalo acara kampanye lumayan. Honor ga seberapa. Saweran yang diharapkan bisa lebih dari honor," ujar dia.

Selain mengisi kampanye terbuka, lanjutnya, dirinya juga mengisi acara peluncuran produk baru dari sejumlah perusahaan di ibukota.

Pimpinan Grup New Kometa Sidik Prabowo mengatakan kampanye kali ini tidak seramai pada Pemilu 2009 karena hanya beberapa partai politik yang menggelar kampanye terbuka.

'Untuk kampanye biasanya pasang tarif minimal Rp3 juta disesuaikan dengan lama pentas," kata dia.

Menurut pengurus Litbang Persatuan Musik Melayu Indonesia (Pami) tersebut, dirinya tidak memilih milih parpol asal tarifnya cocok.

"Untuk sekali pentas dia membawa lebih dari tiga penyanyi dangdut," kata dia.

Pewarta: Azis Kurmala

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014