Pontianak (Antara Kalbar) - Laju inflasi di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat sepanjang April 2014 sebesar 0,08 persen dari sebelumnya deflasi 0,78 persen, kata Kepala Badan Pusat Statistik Kalbar, Badar.
"Inflasi di Kota Pontianak sepanjang April karena kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran," kata Badar saat menyampaikan Berita Resmi Statistik di Pontianak, Jumat.
Keenam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga tersebut, yakni makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,93 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,18 persen; sandang 0,21 persen; kesehatan 0,04 persen; pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,72 persen; dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,81 persen.
"Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yakni bahan makanan minus sebesar 1,43 persen," ujarnya.
BPS Kalbar mencatat, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, diantaranya angkutan udara, jeruk, bubur, sate, bioskop, biaya keamanan, tomat sayur, sop, rokok kretek filter da tas.
Kemudian komoditas yang mengalami penurunan harga, diantaranya sawi putih, margarin, ketimun, cabai merah, nangka muda, bawang putih, kecap, mesin cuci, dan bolu.
Tingkat inflasi tahun kalender April 2014 dan tingkat inflasi tahun ke tahun April 2014 terhadap April 2013 masing-masing sebesar 2,05 persen dan 8,84 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2012 dan 2013 masing-masing 2,60 persen dan 2,37 persen.
Sementara tingkat inflasi tahun ke tahun untuk April 2013 terhadap April 2012, dan April 2012 terhadap April 2011 masing-masing 6,38 persen, dan5,94 persen, kata Badar.
Perbandingan inflasi di wilayah Pulau Kalimantan,inflasi tertinggi di Kota Balikpapan sebesar 0,79 persen; disusul Palangkaraya 0,62 persen; Banjarmasin 0,55 persen; Tanjung 0,37 persen; Tarakan 0,19 persen; Pontianak 0,08 persen; Sampit 0,04 persen, dan terendah di Kota Samarinda sebesar 0,01 persen.
"Sementara di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat terjadi deflasi sebesar 0,46 persen," kata Badar.
Sementara itu, laju inflasi antarkota se-Indonesia, sebanyak 43 kota mengalami inflasi, dan 39 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,57 persen, dan terendah di Samarinda 0,01 persen.
"Sedangkan deflasi tertinggi di Kota Balikpapan sebesar 0,79 persen, dan terendah di Kota Singkawang 0,46 persen," kata Badar.
(A057/B008)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Inflasi di Kota Pontianak sepanjang April karena kenaikan harga pada enam kelompok pengeluaran," kata Badar saat menyampaikan Berita Resmi Statistik di Pontianak, Jumat.
Keenam kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan harga tersebut, yakni makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,93 persen; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,18 persen; sandang 0,21 persen; kesehatan 0,04 persen; pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,72 persen; dan transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,81 persen.
"Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan yakni bahan makanan minus sebesar 1,43 persen," ujarnya.
BPS Kalbar mencatat, beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga, diantaranya angkutan udara, jeruk, bubur, sate, bioskop, biaya keamanan, tomat sayur, sop, rokok kretek filter da tas.
Kemudian komoditas yang mengalami penurunan harga, diantaranya sawi putih, margarin, ketimun, cabai merah, nangka muda, bawang putih, kecap, mesin cuci, dan bolu.
Tingkat inflasi tahun kalender April 2014 dan tingkat inflasi tahun ke tahun April 2014 terhadap April 2013 masing-masing sebesar 2,05 persen dan 8,84 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2012 dan 2013 masing-masing 2,60 persen dan 2,37 persen.
Sementara tingkat inflasi tahun ke tahun untuk April 2013 terhadap April 2012, dan April 2012 terhadap April 2011 masing-masing 6,38 persen, dan5,94 persen, kata Badar.
Perbandingan inflasi di wilayah Pulau Kalimantan,inflasi tertinggi di Kota Balikpapan sebesar 0,79 persen; disusul Palangkaraya 0,62 persen; Banjarmasin 0,55 persen; Tanjung 0,37 persen; Tarakan 0,19 persen; Pontianak 0,08 persen; Sampit 0,04 persen, dan terendah di Kota Samarinda sebesar 0,01 persen.
"Sementara di Kota Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat terjadi deflasi sebesar 0,46 persen," kata Badar.
Sementara itu, laju inflasi antarkota se-Indonesia, sebanyak 43 kota mengalami inflasi, dan 39 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Kota Pangkal Pinang sebesar 1,57 persen, dan terendah di Samarinda 0,01 persen.
"Sedangkan deflasi tertinggi di Kota Balikpapan sebesar 0,79 persen, dan terendah di Kota Singkawang 0,46 persen," kata Badar.
(A057/B008)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014