Jakarta (Antara Kalbar) - PT Garuda Indonesia Tbk siap memberdayakan pilot PT Merpati Nusantara (Merpati) untuk menerbangi rute yang ditinggalkan Merpati di sejumlah wilayah di Tanah Air.
"Kita selalu terbuka mengambil rute dan pilot Merpati. Direktur Operasi Garuda dan Direktur Operasi Merpati sudah membahas bagaimana memanfaatkan para pilot Merpati yang saat ini tidak lagi bekerja penuh," kata Dirut Garuda Emirsyah Satar, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.
Menurut Emirsyah, jumlah rute Merpati yang diambilalih Garuda akan terus bertambah.
"Kita meminta izin kepada Kementerian Perhubungan untuk mengambilalih rute yang ditinggalkan Merpati. Rute yang kita akuisisi termasuk Sumbawa Besar dan di Sumatera Utara," ujarnya.
Meski begitu Emirsyah menuturkan, belum semua rute yang diambilalih langsung ditangani karena harus menyesuaikan dengan jenis pesawat yang akan digunakan.
"Kita lagi minta rutenya, tapi kita tidak bisa pakai pesawat Merpati yang sertifikasinya non-FAA (Federal Aviation Administration). Pilot bisa kita pakai, tapi pesawatnya belum tentu, karena harus punya sertifikat FAA," tegas Emirsyah.
Menurut catatan, Merpati banyak mengoperasikan pesawat jenis MA-60 produksi Xian Aircraf China, namun pesawat itu disebut-sebut tidak memiliki sertifikat FAA.
Ia mencontohkan, rute Sumbawa Besar, bisa diterbangi pesawat jenis ATR.
"Tahun ini Garuda akan mendatangkan sebanyak enam unit ATR, pengoperasiannya akan disesuaikan dengan destinasi-destinasi baru diperoleh Garuda," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kita selalu terbuka mengambil rute dan pilot Merpati. Direktur Operasi Garuda dan Direktur Operasi Merpati sudah membahas bagaimana memanfaatkan para pilot Merpati yang saat ini tidak lagi bekerja penuh," kata Dirut Garuda Emirsyah Satar, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu.
Menurut Emirsyah, jumlah rute Merpati yang diambilalih Garuda akan terus bertambah.
"Kita meminta izin kepada Kementerian Perhubungan untuk mengambilalih rute yang ditinggalkan Merpati. Rute yang kita akuisisi termasuk Sumbawa Besar dan di Sumatera Utara," ujarnya.
Meski begitu Emirsyah menuturkan, belum semua rute yang diambilalih langsung ditangani karena harus menyesuaikan dengan jenis pesawat yang akan digunakan.
"Kita lagi minta rutenya, tapi kita tidak bisa pakai pesawat Merpati yang sertifikasinya non-FAA (Federal Aviation Administration). Pilot bisa kita pakai, tapi pesawatnya belum tentu, karena harus punya sertifikat FAA," tegas Emirsyah.
Menurut catatan, Merpati banyak mengoperasikan pesawat jenis MA-60 produksi Xian Aircraf China, namun pesawat itu disebut-sebut tidak memiliki sertifikat FAA.
Ia mencontohkan, rute Sumbawa Besar, bisa diterbangi pesawat jenis ATR.
"Tahun ini Garuda akan mendatangkan sebanyak enam unit ATR, pengoperasiannya akan disesuaikan dengan destinasi-destinasi baru diperoleh Garuda," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014