Sanggau (Antara Kalbar) - Musyawarah Wilayah  Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) melalui mekanisme voting akhirnya memilih Stefanus Masiun sebagai Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) AMAN Wilayah Kalbar untuk periode 2014-2019.

Selain Masiun, sebelumnya yang turut menjadi calon adalah Glorio Sanen dari perwakilan pemuda non region. Proses pemilihan yang digelar di Parindu, Sanggau itu dipimpin oleh Matehus Pilin.

Dalam siaran persnya disebutkan, dari lima (5) perwakilan region yang meliputi Sekadau dan Sanggau; Ketapang dan Kayong Utara; Sintang, Melawi dan Kapuas Hulu; region Landak dan Kubu Raya; serta region Kab. Pontianak, Sambas, Singkawang dan Bengkayang; yang kemudian ditambah utusan perempuan non region dan perwakilan pemuda non region, Stefanus Masiun mendapatkan dukungan 6 suara.

Kemeriahan penuh semangat kebersamaan sangat terasa pada acara pelantikan Stefanus Masiun sebagai Ketua BPH AMAN Wilayah Kalbar yang baru, setelah empat (4) bulan diambil alih langsung oleh Sekjen AMAN, Abdon Nababan.

Pelantikan khusus dilakukan secara ritual bernama adat pengkeras semangat yang diikuti oleh seluruh peserta dan para tetua adat dipimpin oleh pomang Dayak Ribun, Paulus (40) dan pomang Dayak Kodat, Sudin (50).

Ritual bertujuan untuk meminta keselamatan dan restu dari penompa dan para leluhur masyarakat adat atas terpilihnya Ketua BPH AMAN Wilayah Kalbar, termasuk Dewan AMAN Wilayah Kalbar.

 â€œRitual adat ini berujuan agar mereka yang terpilih dikuatkan semangatnya kepemimpinannya dan agar diselamatkan dari rintangan-rintangan, dan mereka bisa memimpin dengan bijaksana karena direstui oleh penompa dan para leluhur,” kata Sudin.

Dalam sambutannya, Sekjen AMAN, Abdon Nababan menegaskan bahwa tugas-tugas dan tanggungjawab, baik sebagai BPH AMAN Wilayah maupun sebagai Dewan AMAN Wilayah Kalbar harus dijalankan berdasarkan prinsip dan sikap kebesaran adat. Ia menyampaikan terima kasih atas dukungan GPPK dan elemen-elemen sipil lainnya.

Ia mengatakan bahwa AMAN Wilayah Kalbar beranggotakan 148 komunitas masyarakat adat di seluruh Kalbar, maka dari itu, AMAN Wilayah Kalbar harus dapat mengayomi komunitas-komunitas adat itu.

“Saya mengajak kita sebagai pejuang masyarakat adat mesti bersikap sebagai pemenang. Tak lagi seperti orang kalah. Saya yakin di bawah kepemimpinan yang baru, AMAN Wilayah Kalbar bisa terus ditata sehingga bisa menjadi yang terbaik di seluruh Nusantara,” ujarnya optimistis.

Stefanus Masiun, Ketua BPH AMAN Wilayah Kalbar terpilih dalam pidatonya mengucapkan terima kasih kepada peserta Muswil yang memberikan kepercayaan kepadanya untuk memimpin AMAN Wilayah Kalbar periode 2014-2019.

“Dalam kondisi sekretariat yang seperti sekarang ini, rasanya memang perlu waktu untuk melakukan beberapa penataan sehingga kondisinya bisa kembali seperti sediakala. Saya tetap berharap agar di antara kita bisa saling mendukung,” pungkasnya.

Dalam waktu dekat, BPH AMAN Wilayah Kalbar terpilih dan Dewan AMAN Wilayah Kalbar terpilih akan segera melakukan perencanaan strategis dan menggodok program berdasarkan hasil-hasil sidang komisi organisasi, sidang komisi program dan komisi resolusi/rekomendasi.

Resolusi Tabor (Resolusi Muswil) sebanyak 22 butir, antara lain adalah:
1. Mendesak pemerintah untuk segera mempercepat proses pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-undang tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak-hak Mayarakat Adat (PPHMA), termasuk inisiatif DPRD Kalbar untuk mengesahkan Ranperda Masyarakat Adat Kalbar.
2. Mendesak Pemerintah untuk meninjau ulang ijin-ijin yang telah ada serta tidak mengeluarkan ijin-ijin baru untuk pengembangan industri berbasis hutan dan lahan di Kalbar.
3. Mengawal dan aktif mengontrol upaya pencapaian visi-misi dan program Presiden terpilih dalam Pilpres 2014 yang berkaitan dengan keberadaan masyarakat adat, terutama di tingkat provinsi dan kabupaten di Kalbar.
4. Mendukung dan memperjuangkan hak-hak perempuan adat dan anak komunitas adat: pendidikan, kesehatan, dan hak-hak dasar lainnya.
5. Meningkatkan peran dan pengkaderan terhadap kaum muda masyarakat adat.
6. Mendukung upaya pemberantasan penyakit sosial, seperti ancaman dari narkoba dan obat-obat terlarang lainnya yang merambah ke komunitas masyarakat adat.

Muswil kali ini ditutup dengan acara malam budaya. Masing-masing komunitas akan mempersembahkan kekayaan seni-budaya yang dimiliki sebagai bentuk pengenalan dan ekspresi budaya komunitas.

Pewarta:

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014