Sambas (Antara Kalbar) - Khatib mengajak umat Muslim yang baru saja menyelesaikan ibadah puasa sepanjang bulan Ramadhan untuk selalu menjaga dirinya agar fitrah, yakni kembali kepada apa yang diperintahkan dan menjauhi apa yang dilarang oleh Allah SWT.
"Idul Fitri hanya orang yang sukses dalam menjalankan ibadah sepanjang bulan Ramadhan sehingga kembali suci, ibarat bayi yang baru lahir, sehingga kefitrahan itu harus selalu dijaga," kata Khatib di Masjid Al Huda Desa Sempalai, Kecamatan Sebawi, Kabupaten Sambas, Mahmudi Fahmi, di Sambas, Senin.
Mahmudi dalam khotbahnya mengajak umat Muslim untuk kembali dan menjaga fitrah, dan jangan menurutkan hawa nafsu, karena akan merusak jati dirinya kepada Allah SWT, tetapi kepada hawa nafsu.
"Itulah sumber kehancuran manusia, karena akan sesat, bodoh dan lainnya," kata Mahmudi.
Untuk itulah, kembalilah kepada jalan Allah SWT, dengan selalu berpedoman dan mengikuti Al Quran dan sunnah rasul, sesuai dengan fitrah sebagai manusia.
Menurut dia, orang yang selalu bertakwa, mereka yang shaleh, dan beriman terhadap keesaan Allah SWT, dan yang suka berbuat kebaikan, itu semua bermula dari keindahan hatinya, sehingga senantiasa menjalankan perintah Allah SWT, dan menjauhi apa yang dilarangnya, maka dia akan selamat baik di dunia dan di akhirat.
"Merenungkan siapa diri kita sebenarnya, dari mana berasal, kenapa kita hidup, untuk apa, apa saja yang boleh dan tidak. Dan akan kemana kita kelak," ujarnya.
Pilihan ada pada diri masing-masing dan tidak boleh jauh dari Al Quran, sehingga bisa membedakan hak dan batil, sehingga tidak berpikiran suka atau tidak, katanya.
"Idul Fitri berarti kembali ke Masjid, bukan hanya bersih saja, sehingga menjadi umat Islam terhormat, sehingga prinsip mencari nafkah beda, bukan hanya sekadar mencari sesuap nasi, karena kalau itu tidak lebih seperti binatang. Karena masalah akidah, tetapi umat Islam, dituntut untuk mengisi kebutuhan otak dan hati," ujarnya.
Kalau tidak dipenuhi otak dan hatinya dengan ajaran Islam, seperti Alquran dan hadis maka akan jadi musuh di akhir zaman. "Artinya kita diamanahkan untuk membimbing anak isri kita pada Al Quran, sehingga mari niatkan dalam hati untuk berubah menjadi rajin shalat, membaca Alquran, dan hadis," ujarnya.
(A057/Z003)
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Idul Fitri hanya orang yang sukses dalam menjalankan ibadah sepanjang bulan Ramadhan sehingga kembali suci, ibarat bayi yang baru lahir, sehingga kefitrahan itu harus selalu dijaga," kata Khatib di Masjid Al Huda Desa Sempalai, Kecamatan Sebawi, Kabupaten Sambas, Mahmudi Fahmi, di Sambas, Senin.
Mahmudi dalam khotbahnya mengajak umat Muslim untuk kembali dan menjaga fitrah, dan jangan menurutkan hawa nafsu, karena akan merusak jati dirinya kepada Allah SWT, tetapi kepada hawa nafsu.
"Itulah sumber kehancuran manusia, karena akan sesat, bodoh dan lainnya," kata Mahmudi.
Untuk itulah, kembalilah kepada jalan Allah SWT, dengan selalu berpedoman dan mengikuti Al Quran dan sunnah rasul, sesuai dengan fitrah sebagai manusia.
Menurut dia, orang yang selalu bertakwa, mereka yang shaleh, dan beriman terhadap keesaan Allah SWT, dan yang suka berbuat kebaikan, itu semua bermula dari keindahan hatinya, sehingga senantiasa menjalankan perintah Allah SWT, dan menjauhi apa yang dilarangnya, maka dia akan selamat baik di dunia dan di akhirat.
"Merenungkan siapa diri kita sebenarnya, dari mana berasal, kenapa kita hidup, untuk apa, apa saja yang boleh dan tidak. Dan akan kemana kita kelak," ujarnya.
Pilihan ada pada diri masing-masing dan tidak boleh jauh dari Al Quran, sehingga bisa membedakan hak dan batil, sehingga tidak berpikiran suka atau tidak, katanya.
"Idul Fitri berarti kembali ke Masjid, bukan hanya bersih saja, sehingga menjadi umat Islam terhormat, sehingga prinsip mencari nafkah beda, bukan hanya sekadar mencari sesuap nasi, karena kalau itu tidak lebih seperti binatang. Karena masalah akidah, tetapi umat Islam, dituntut untuk mengisi kebutuhan otak dan hati," ujarnya.
Kalau tidak dipenuhi otak dan hatinya dengan ajaran Islam, seperti Alquran dan hadis maka akan jadi musuh di akhir zaman. "Artinya kita diamanahkan untuk membimbing anak isri kita pada Al Quran, sehingga mari niatkan dalam hati untuk berubah menjadi rajin shalat, membaca Alquran, dan hadis," ujarnya.
(A057/Z003)
Editor : Nurul Hayat
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014