Pontianak (Antara Kalbar) - Khatib Sholat Idul Fitri 1435 Hijriah di Masjid Raya Mujahidin, Pontianak, Senin, H Abdul Munir Hamid mengajak umat Muslim untuk menjauhkan diri dari penyakit "Wahan".

Penyakit Wahan adalah penyakit yang paling berbahaya bila dibandingkan dengan penyakit-penyakit lainnya, kata H Abdul Munir Hamid, dalam khutbah Idul Fitri bertema "Selamatkan Generasi Pelanjut Menuju Kejayaan Islam" di Masjid Raya Mujahidin Pontianak.

Ia mengatakan, jika penyakit yang menular dan wabah sekalipun masih bisa diatasi, atau paling tidak hanya menular pada sekelompok orang tertentu di tempat tertentu dan pada waktu tertentu. Tetapi kalau orang sudah dihinggapi penyakit Wahan, apasaja dia lakukan asal kepentingan pribadinya tercapai.

"Apalagi kalau penyakit wahan itu masuk dalam ranah politik," katanya.

Orang yang dihinggapi penyakit wahan, derita dan sengsara buka habis pada diri sendirinya saja, tetapi akan meninggalkan penderitaan dan kesengsaraan yang sangat panjang bagi masyarakat dan generasi pelanjut.

Dalam mengambil putusan politik misalnya, orang yang telah dihinggapi penyakit wahan tidak akan pernah berpikir panjang demi masa depan anak keturunannya, yang penting hari ini dia mendapatkan sesuatu buat dirinya.  
   
Khatib yang juga Sekretaris Umum Pengurus Yayasan Mujahidin itu menambahkan wahan adalah kecintaan yang sangat kepada dunia dan takut akan kematian. Orang yang terserang penyakit wahan pekerjaannya hanya mengumpulkan harta dunia untuk kesenangannya.

"Dia selalu ingin hidup bermegah-megahan, sehingga dia lalai untuk beribadah kepada Allah SWT," katanya lagi. Selain itu, orang yang terserang penyakit wahan selalu takut akan mati, ini terjadi karena dia tidak mau meninggalkan kehidupan duniawi yang sedang dia nikmati.

"Untuk itu berhati-hatilah jangan sampai kita terjangkit penyakit wahan, karena orang yang terjangkiti wahan akan kekal hidup dalam siksa neraka," imbuhnya.

Ia mengatakan, puasa yang dilakukan juga merupakan pengendalian terhadap hawa nafsu. Kalau seandainya puasa sukses makan Insya Allah penyakit wahan tidak akan menghinggapi kita. Selain itu, keberhasilan ibadah puasa yang dilakukan akan memotivasi kita menjadi orang yang kuat dan jujur.

"Kuat dan jujur adalah syarat sumber daya manusia berkualitas sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Al-Qashas ayat 26," kata dia lagi.

Mantan Asisten Setda Kalbar itu menambahkan, jika ibdahan puasa berhasil maka umat terdorong untuk menjadi orang atau sumber daya manusia yang kuat dan jujur. Jika kondisi ini terwujud atau sebagian besar umat Islam bekerja kuat dan jujur.

Jika kondisi ini terwujud atau sebagian besar umat Islam bekerja kuat dan jujur, maka persoalan ekonomi, persoalan kekayaan alam dan persoalan lapangan kerja Insya Allah tidak akan menjadi masalah.

"Melalui mimbar yang mulai di Hari Raya ini, khatib ingin mengumandangkan bahwa telah tiba saatnya kita bangun monumen pembangunan yang benar, yakni pembangunan jiwa atas dasar takwa," katanya.

Mari kita serukan, tak perlu lagi kita menggembar-gemborkan pembangunan fisik semata, tetapi kita sangat perlu membangun jiwa. Tak perlu berlebihan memuja ilmu pengetahuan dan teknologi, kita juga perlu dan sangat perlu moral.

Khatib itu menyatakan, kesulitan dan bahaya yang dihadapi di daerah ini dan negara kesatuan RI, bahwa dunia, adalah krisis moral, krisis hati dan krisis iman.

"Kita sebenarnya tidak menderita krisis ekonomi, tapi menderita krisis hati. Kita tak terbelakang karena ilmu pengetahuan dan intelektual. Bukan karena tidak cerdas. Bukan karena mata kepala kita buta. Tapi semua terjadi karena hati yang di dada itulah yang buta," katanya.

Sholat Idul Fitri 1435 Hijriah itu dengan imam H Nasution Usman, dan diikuti sekitar 10 ribu jemaah yang memadati lantai dua dan satu, hingga teras dan halaman masjid yang masih tahap renovasi.

Masjid Raya Mujahidin direhab besar-besaran atau bahkan dibangun ulang dengan dana sekitar Rp80 miliar lebih. Saat ini pembangunan tersebut sudah mencapai 75 persen, tinggal pembenahan pada lantai dan tanaman di halaman masjid itu.  
 
(N005)

Pewarta:

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014