Sekadau (Antara Kalbar) - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Sekadau kembali terjadi. Kali ini dua anak asal Rawak, Kecamatan Sekadau Hulu, masing-masing Wulandari (11) dan Zulfa (3). Keduanya kini sudah dirawat di RSUD Sekadau.

Zulfa mendapat perawatan sejak dua hari lalu, sementara Wulandari baru dirujuk ke RSUD tadi malam. Saat ini, kondisi tubuh keduanya masih diserang panas naik-turun.Kedua anak itu merupakan saudara sepupu.

"keponakan saya divonis DBD oleh dokter setelah sebelumnya mengalami demam tinggi. Sekarang mereka berdua sudah dirawat di RSUD Sekadau. Kondisi tubuh mereka masih panas,” kata Sabli, paman kedua pasien kepada para pewarta, Selasa (19/8).

Sabli mengaku kaget ketika mengetahui di lingkungan tempat tinggalnya ada warga yang terkena DBD. Terlebih, korban merupakan keponakannya sendiri. Pasalnya, belum lama ini di lingkungan tempat tinggal kedua korban telah dilakukan pengasapan massal untuk pemberantasan nyamuk. Sekitar pertengahan Juli lalu sudah dilakukan fogging masal, yang saya heran kok sudah di fogging masih bisa kena DBD.

"Saat itu, masing-masing kepala keluarga dimintai biaya sebesar Rp25.000 sebagai kompensasi fogging. Biaya itu dipungut oleh petugas fogging di lapangan. Seingat saya, saat itu dikatakan warga yang tidak membayar iuran tidak akan dikenakan fogging. Kami dipungut 25 ribu per KK, dan itu katanya untuk biaya fogging, sementara yang tidak bayar rumahnya tidak diasapi, dan efektivitas fogging serta pungutan biaya sebesar Rp. 25.000 per KK itu, tolong penjelasan dari instansi terkait,” cetusnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau belum dapat dikonfirmasi, seperti ketika dihubungi via Blackberry Massanger, hingga berita ini diturunkan pihak pewarta belum mendapatkan jawaban.

Pewarta: Arkadius Gansi

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014