Jakarta (Antara Kalbar) - PT Bank Central Asia (BCA) Tbk akan kembali menurunkan suku bunga deposito sebesar 50 basis poin pada September 2014 mendatang setelah menurunkan 25 basis poin pada Agustus 2014.

"Agustus sudah turun 0,25 persen dari 9,25 persen menjadi 9 persen, September turun lagi 0,5 persen dari 9 persen menjadi 8,5 persen. Jadi sampai akhir tahun akan turun 0,75 persen secara akumulasi dari 9,25 persen menjadi 8,5 persen," kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja di sela-sela seminar di Jakarta, Jumat.

Penurunan suku bunga deposito tersebut berlaku untuk nasabah yang memiliki deposit di atas Rp25 miliar.       

Jahja menuturkan, pihaknya tidak khawatir akan kehilangan nasabah besar karena pihaknya masih memiliki likuiditas yang cukup.

Ia mengatakan, perseroan akan mencari sumber dana lain untuk mengimbangi biaya dana (cost of fund) yang dikeluarkan agar tidak terlalu tinggi.

Kelebihan likuiditas, lanjut Jahja, juga akan menguras keuangan perusahaan karena biaya dana yang perlu dibayarkan juga mahal.

Likuiditas BCA yang disimpan di instrumen Sertifikat Bank Indonesia (SBI) hanya mendapatkan imbas hasil (yield) sekitar 7 persen padahal pihaknya harus membayar dana mahal nasabah setidaknya 9 persen.

"Kebanyakan likuiditas, kami rugi karena bayarnya mahal. Kalau saya dapat cost of fund katakan di 7,8 persen, itu lebih baik. Kami mengalah untuk mengurangi suku bunga deposito, jadi nasabah yang pindah bank, dana-nya dapat dinikmati oleh bank lain. Sehingga kami tidak perlu menaikkan lagi suku bunga deposito," ujar Jahja.

Jahja mengatakan, penurunan suku bunga deposito itu tentu akan mengurangi capaian dana mahal dan akan berpengaruh pada dana pihak ketiga (DPK) secara keseluruhan. Oleh karena itu, BCA merevisi target DPK menjadi 10 persen hingga akhir tahun.

Pewarta: Citro Atmoko

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014