Jakarta (Antara Kalbar) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan titik api atau "hotspot" di sejumlah daerah yang sebelumnya terdeteksi adanya kebakaran hutan mulai berkurang, karena sudah terjadi hujan lokal.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa, mengatakan hasil pantauan terakhir tanggal 21 Oktober 2014 pukul 07.00 WIB titik api di wilayah Riau dan Sumatera sudah menunjukkan angka nol atau nihil.  
    
"Di dua wilayah itu kini sudah masuk musim penghujan dan pantauan satelit terakhir di Riau dan sejumlah kawasan Sumatera menunjukkan nihil titik hotspot," katanya.

Sebelumnya titik api di wilayah Sumatera, seperti Sumatera Selatan pada Rabu (15/10) menunjukkan ada 172 titik, Jambi 3 titik, Kalimantan Barat 37 titik, Kalimantan Tengah 29 titik serta Kalimantan Selatan 4 titik api.

"Kini sebagian daerah sudah berkurang, seperti di Kalimantan Tengah dan Selatan yang sudah ada hujan, ditambah upaya kita yang mengirimkan air untuk memadamkan titik itu menggunakan helikopter," katanya.

Soetopo mengatakan, sesuai pola titik api yang terjadi pada tahun 2006-2013, puncak titik api biasanya berlangsung September hingga akhir Oktober, artinya sejumlah titik api akan masih ada dan berlangsung hingga akhir Oktober.

Sebelumnya, BNBP juga telah mengerahkan 9 helikopter untuk membantu pemda setempat mengendalikan kebakaran hutan, seperti di Riau dengan 2 unit helikopter (Bolco, Sikorsky), Palembang 3 unit (MI-8, Bolco, Kamov), Pontianak 1 unit (Bolco) serta Palangkaraya 2 unit (MI-8, Bolco).

Helikopter itu terbang dengan membawa jutaan liter air kemudian dijatuhkan pada titik api.

"Kebakaran hutan di beberapa daerah diharapkan cepat padam, dan ini bisa terjadi cepat bila tidak ada lagi pembakaran hutan oleh warga," katanya.

(SDP-57/E.S. Syafei)

Pewarta: Abdul Malik

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014