Jakarta (Antara Kalbar) - Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan 200 peserta dari 38 negara akan menghadiri Forum Perdamaian Dunia atau World Peace Forum yang diadakan Muhammadiyah tiap dua tahun sekali.

"Ada 200 peserta dari 38 negara dari berbagai kalangan seperti pelaku, pengamat, dan ahli yang akan berbicara secara santai namun serius mengenai perdamaian dunia," kata Din sebelum pembukaan WPF di Gedung Nusantara IV, Jakarta, Kamis.

Din menjelaskan acara tersebut merupakan ajang silaturahim pendakwah dari mancanegara, tokoh agama, intelektual, dan pebisnis yang semuanya lintas sektor. Menurut dia, acara tersebut sebagai ajang tukar pikiran dan pengalaman tentang program mewujudkan perdamaian.

"Dalam pertemuan ini dibahas mengenai kasus-kasus untuk diambil pelajaran seperti cerita sukses di Aceh, Maluku, dan Mindanao," ujarnya.

Selain itu, menurut dia, acara itu juga akan membahas kasus di Patani yang merupakan konflik antara rakyat dengan negara, konflik Rohingya, Kosovo dengan Serbia, dan kasus di Afrika Tengah.

Din mengatakan acara itu diselenggarakan PP Muhammadiyah dua tahun sekali sejak 2006.

"Acara tersebut juga merupakan rangkaian Milad Muhammadiyah ke-102," katanya.

Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin mengatakan Islam Nusantara bisa dijadikan model dunia untuk ikut menebarkan kedamaian dan kerukunan dunia global.

"Tema yang diangkat yaitu meneguhkan Islam yang mengindonesia untuk mewujudkan kedamaian dunia sesuai dengan amanah konstitusi untuk menciptakan ketertiban dunia dan menebarkan kedamaian," katanya.

Lukman menekankan pentingnya memahami esensi agama, karena kalau tidak maka akan menimbulkan pertentangan dengan esensi agama itu sendiri, seperti kekerasan dan pemaksaan kehendak.

Selain itu, menurut dia, Indonesia memiliki tingkat pluralitas dan kemajemukan yang harus disyukuri meskipun tidak boleh tutup mata terkait kasus yang masih mengingkari penghormatan Hak Asasi Manusia.

Pewarta: Imam Budilaksono

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014