Pontianak (Antara Kalbar) - Inkubator Bisnis UMKM Bank Indonesia Kalimantan Barat memberikan pembekalan tentang nuesepreneur (perawat pengusaha) kepada 23 mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (STIK) Muhammadiyah Pontianak sebagai upaya pengembangan karier dari peran dan fungsi perawat.

"Kami awalnya mengenal Inkubator Bisnis UMKM BI dari salah seorang teman dan kemudian tertarik untuk mendapatkan materi tentang wirausaha. Kami kemudian mengajukan surat kepada pengurus Inkubator dan alhamdulillah mendapat kesempatan untuk belajar disini bahkan diberikan materi tentang Nursepreneur, yang pastinya sangat bermanfaat bagi kami sebagai calon perawat," kata Ketua Himpunan Mahasiswa Kewirausahaan STIK Muhammadiyah Pontianak, Marlona Soviani di Pontianak, Minggu.

Dia mengatakan, di STIK Muhammadiyah Pontianak sendiri telah memasukkan mata kuliah tentang pendidikan kewirausahaan pada mahasiswanya. Mata Kuliah tersebut diberikan pada mahasiswa semester dua, sebanyak 2 SKS.

"STIK Muhammadiyah Pontianak juga memiliki UKM Kewirausahaan dan jumlah anggotanya sebanyak 24 orang. Makanya, setelah mendapatkan informasi tentang Inkubator Bisnis UMKM, kami menjadi tertarik untuk mengembangkan pengetahuan wirausaha kami dan kami sangat bersyukur pihak dari Inkubator merespon baik keinginan kami," katanya.

Di tempat yang sama, pemateri utama dari Inkubator Bisnis UMKM Bank Indonesia Kalbar, Hatta Siswamayahya mengatakan pihaknya akan selalu terbuka dengan siapa saja yang ingin menimba ilmu di lembaga Swabina Prakarsa yang dikelolanya.

"Karena tujuan utama kita adalah menciptakan wirausaha sebanyak mungkin, makanya kita tidak segan berbagi ilmu dan bekerja sama dengan siapa saja, termasuk untuk mahasiswa dan pelajar. Dan sejauh ini Inkubator Bisnis UMKM sudah tiga tahun berdiri dan sudah mencetak seratus lebih direktur dan terus membuka cabang Inkubator di Kalbar seperti yang ada di Lapas Kelas IIA Pontianak, Sungai Kakap dan beberapa tempat lainnya," kata Hatta.

Dia menjelaskan, karena mahasiswa dari STIK Muhammadiyah Pontianak menginginkan mendapatkan materi tentang kewirausahaan, maka pihaknya mencoba memberikan materi tentang Nursepreneur yang merupakan istilah baru dalam mempopulerkan entrepreneurship yang dikaitkan dengan perawat atau dunia keperawatan.

"Jadi agar mahasiswa bisa berwirausaha tanpa mengesampingkan perannya sebagai pelajar, maka bidang kewirausahaan yang akan diberikan kepada mereka, tentu harus disesuaikan dengan disiplin ilmu yang mereka pelajari," tuturnya.

Hatta menambahkan, seorang perawat dapat menjadi nurse entrepreneur atau menjadi nurse intrapreneur. Seorang perawat nurse entrepreneur adalah seorang perawat yang menjalankan wirausaha-nya sendiri atau dengan beberapa teman dalam bisnis keperawatan.

Sebaliknya seorang perawat intrapreneur adalah seorang perawat yang menjalankan bisnis dalam divisi atau bagian dari satu perusahaan yang telah ada. Menjadi seorang intrapreneur lebih aman, mendapatkan karier, dan dapat melangkah menjadi entrepreneur.

"Tentu saja ini berbeda dengan apa yang umumnya perawat lakukan, dan bukan bekerja di RS yang tentu saja yang secara alamiah bukan tempat berbisnis. Ketrampilan dan karakter perawat yang diperlukan berbeda sekali, mesti memiliki semangat wirausaha, memulai sendiri, bertanggung jawab secara keuangan, mencoba hal baru, dan berani sehingga sebagai perawat juga dituntut memiliki jiwa sales, customer services, budgeting, forecasting dan manajemen," kata Hatta. 

(KR-RDO/N005)

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Nurul Hayat


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014