Jakarta (Antara Kalbar) -  Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal Sutarman menyatakan usul penyatuan pendidikan bagi Tentara Nasional Indonesia dan Polri bertujuan untuk menghapus gengsi sektoral yang terjadi antara kedua belah pihak.

"Tujuan salah satunya adalah untuk menghapus gengsi sektoral antara teman-teman TNI dan Polri," katanya saat ditemui usai Shalat Jumat di Mesjid Mabes Polri Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan pendidikan di antara kedua bela pihak tidak memiliki perbedaan yang sangat jauh, seperti pendidikan karakter bangsa.

"Saya kira, nanti akan disatukan sehingga memiliki emosional diantara TNI dan Polri," kata Sutarman.

Hal tersebut juga menurut Sutarman, bertujuan agar saat keluar dari lembaga pendidikan bertemu di lapangan lebih mudah.

Sutarman juga menjelaskan, tidak terjadi penambahan ataupun pengurangan kurikulum dalam penyatuan pendidikan tersebut.

"Jadi kurikulum yang ada terkait disiplin dan pembentukan karakter bangsa," ujarnya.

Untuk pendidikannya menurut Sutarman kemungkinan akan dilakukan selama empat sampai enam minggu.  "Masih dirumuskan berapa lama pendidikannya," katanya.

Sutarman menampik kalau penyatuan pendidikan tersebut dikarenakan ada kasus saling tembak antara TNI dan Polri.

"Ini bukan karena masalah di Batam, tapi memang sudah dipikirkan lama dan dulu pernah membicarakan dengan Mendikbud," ujarnya.

(SDP-78/N. Yuliastuti)

Pewarta: Kornelis Kaha

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014