Jakarta (ANTARA) - Polri menggelar rapat pimpinan (Rapim) tahun 2024 di Jakarta, Kamis, salah satu agendanya membahas kesiapan Korps Bhayangkara itu dalam mengawal agenda nasional maupun internasional yang akan berlangsung selama 2024.
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo menyebutkan, ada banyak agenda nasional dan internasional yang bakal digelar di Tanah Air, mulai dari menghadapi mudik Lebaran, tahap akhir penghitungan suara pemilihan presiden, dan agenda internasional di Bali yang akan dihadiri 43 negara peserta.
“Polri telah menindaklanjuti beberapa direktif dari Bapak Presiden. Tentunya juga dihadapkan dengan kalender kamtibmas, kita sendiri di mana saat ini sedang memasuki tahapan pilpres,” kata Sigit.
Menurut Sigit, tugas personel Polri ke depan semakin padat, selain menjalankan tugas pokok sehari-hari yang mengawal kegiatan agenda nasional.
“Karena sebentar lagi kita akan masuk bulan Ramadhan di bulan Maret ini. Semua membutuhkan perhatian khusus karena akan terjadi pergerakan mudik yang sangat besar. Tentunya juga harus mampu kami amankan,” ujarnya.
Antisipasi yang dilakukan selama Ramadhan ini, kata dia, adalah menjaga keamanan di wilayah-wilayah yang ditinggal pemudiik di tengah situasi menghadapi pemilu.
Setelah itu, lanjut dia, personel Polri bakal mengamankan kegiatan internasional di Bali yang dihadiri 43 negara.
“Ini juga perlu perhatian khusus, memastikan pengamanan berjalan baik,” kata dia.
Tidak hanya itu, tugas yang menanti jajaran Polri, yakni pesta demokrasi pilkada serentak 2024 di semua daerah. Tercatat ada 37 provinsi, 415 kabupaten dan 93 kota.
“Ini semua membutuhkan kesiapan dari Polri khususnya sebagai penanggungjawab kamtibmas,” katanya.
Jenderal polisi bintang empat itu mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren positif. Di bandingkan dengan negara-negara lain yang mengalami resesi.
“Capaian tersebut perlu dipertahankan. Ini tentunya modal yang harus dijaga bersama,” ujarnya.
Mantan Kabareskrim Polri itu juga mengingatkan seluruh lapisan masyarakat supaya tidak larut karena adanya perbedaan pilihan, hingga menyebabkan terjadi polarisasi.
Kunci untuk mencegah hal itu, kata Sigit, yakni dengan persatuan dan kesatuan semua pihak terkait.
“Seluruh kementerian, lembaga dan utamanya kepolisian bisa menjaga stabilitas kamtibmas. Kita yakin bahwa hal ini bisa tercapai pada waktunya,” kata Sigit.