Pontianak (Antara Kalbar) - Sebanyak enam pasien dari total 260 kasus DBD (Demam Berdarah Dengue) meninggal hingga minggu ke-48 tahun 2014, di Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat.
"Sebagian besar korban meninggal akibat DBD tersebut anak-anak," kata Kepala Dinas Kesehatan Pontianak Sidiq Hamdanu di Pontianak, Sabtu.
Ia menjelaskan dalam beberapa minggu terakhir jumlah pasien DBD terbanyak tercatat di Kelurahan Sungai Jawi dan Kelurahan Sungai Bangkong.
"Kami terus memantau pasien DBD yang dirawat di rumah sakit di Kota Pontianak, guna meminimalkan korban dari penyakit DBD," ujarnya.
Menurut dia, Pemkot Pontianak belum menetapkan status KLB (kejadian luar biasa) DBD di kota itu, tetapi penanganannya sama dengan status KLB DBD.
"Upaya pencegahan terus kami tingkatkan, antara lain melalui gerakan massal masyarakat, fogging (pengasapan) dan pembagian abate gratis terutama pada daerah yang ditemukan kasus DBD," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak mengimbau kepada masyarakat agar jeli dalam melihat kondisi kesehatan anak guna mencegah keterlambatan penanganan dalam hal penyakit DBD.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Sebagian besar korban meninggal akibat DBD tersebut anak-anak," kata Kepala Dinas Kesehatan Pontianak Sidiq Hamdanu di Pontianak, Sabtu.
Ia menjelaskan dalam beberapa minggu terakhir jumlah pasien DBD terbanyak tercatat di Kelurahan Sungai Jawi dan Kelurahan Sungai Bangkong.
"Kami terus memantau pasien DBD yang dirawat di rumah sakit di Kota Pontianak, guna meminimalkan korban dari penyakit DBD," ujarnya.
Menurut dia, Pemkot Pontianak belum menetapkan status KLB (kejadian luar biasa) DBD di kota itu, tetapi penanganannya sama dengan status KLB DBD.
"Upaya pencegahan terus kami tingkatkan, antara lain melalui gerakan massal masyarakat, fogging (pengasapan) dan pembagian abate gratis terutama pada daerah yang ditemukan kasus DBD," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak mengimbau kepada masyarakat agar jeli dalam melihat kondisi kesehatan anak guna mencegah keterlambatan penanganan dalam hal penyakit DBD.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014