Sintang (Antara Kalbar) - Sekitar 100 rumah di Kecamatan Kayan Hilir terendam banjir. Hujan yang mengguyur terus-menerus selama dua minggu ini membuat sejumlah desa direndam banjir.
Kepala Desa Sungai Buaya, Lembai telah melaporkan kondisi banjir itu ke BPBD Kabupaten Sintang. Ia mengatakan sebanyak 75 rumah di Sungai Buaya dan 25 rumah di Sungai Getah yang terendam banjir. Dikatakannya, banjir merendam rumah warga sejak 24 November lalu. “Banjir masih menggenangi rumah warga hingga hari ini,†katanya.
Dia menyampaikan tinggi air yang masuk ke rumah warga mencapai 80 cm dari lantai rumah. Akibat banjir ini, sejumlah warga terpaksa mengungsi ke rumah keluarganya yang tidak terendam banjir. Semua aktivitas warga juga berhenti total akibat banjir tersebut. “Untungnya anak-anak masih bisa masuk sekolah. Hanya saja anak-anak yang bersekolah di Desa Melingkat sudah tidak bisa masuk sekolah karena jalan menuju sekolah terendam banjir,†ungkapnya.
Dikatakannya, setengah lahan pertanian milik warga sudah terendam banjir, sehingga warga sudah tidak bisa lagi menoreh dan bertanam. Dia mengaku belum mendata berapa kerugian yang diderita warganya.
Sementara salah satu staf Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sintang, Warsono menyampaikan BPBD Kabupaten Sintang sudah menetapkan status siaga banjir. Dikatakannya, saat ini BPBD masih sedang mendata semua rumah warga yang terendam banjir. “Hingga hari ini baru data dari Kayan Hilir yang sudah masuk. Sementara dari Kayan Hulu belum masuk,†kata dia.
Ia menyampaikan BPBD Kabupaten Sintang akan segera menyampaikan bantuan berupa beras, indomie, sarden, susu, kelambu, selimut dan makanan siap saji. Dia menyampaikan BPBD Kabupaten Sintang juga mendapatkan bantuan dari BPBD Provinsi Kalbar berupa 72 paket makanan siap saji dan pakaian bayi.
Dia memprediksi puncak banjir akan terjadi pada Januari hingga Februari mendatang. Sementara di Desa Monbai Begunuk, Kayan Hilir sebanyak 98 rumah terendam banjir. Pj Kepala Desa Monbai Begunuk, Lawas menyampaikan hujan lebat yang mengguyur desanya selama dua minggu ini mengakibatkan Sungai Kayan mengalami pasang. Akibatnya puluhan rumah warga mulai tergenang banjir.
Dikatakannya, air sudah menggenangi lantai rumah warga. Setidaknya, tinggi air sudah mencapai 30 cm dari lantai rumah warga.
“Banjir yang menggenangi rumah sejak seminggu ini membuat masyarakat belum bisa melakukan aktivitasnya,†ungkapnya.
Dikatakan dia, akibat banjir ini aktivitas masyarakat di desa terhenti. Dikatakannya, baik para petani maupun pedagang tidak dapat melakukan aktivitasnya. Bahkan sejumlah warga telah kehilangan ternaknya seperti ayam dan babi akibat banjir ini. Ia mengatakan warga yang rumahnya terendam banjir saat ini mengungsi di rumah keluarga atau tetangganya yang tidak terendam banjir.
Lawas meminta Pemkab Sintang untuk segera membantu warganya dalam mengatasi banjir ini. Dia mengaku khawatir warga di desanya terancam kelaparan akibat tidak bisa melakukan aktivitas. “Akibat banjir ini aktivitas di desa kami lumpuh. Jalan yang menjadi akses keluar desa juga terendam banjir sehingga desa kami terisolir,†tuturnya.
Dikatakan dia, pihaknya akan segera menyampaikan persoalan banjir ini ke BPBD Kabupaten Sintang. Hingga saat ini, katanya pihak BPBD Kabupaten Sintang memang belum turun ke lapangan untuk membantu warga yang terendam banjir tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
Kepala Desa Sungai Buaya, Lembai telah melaporkan kondisi banjir itu ke BPBD Kabupaten Sintang. Ia mengatakan sebanyak 75 rumah di Sungai Buaya dan 25 rumah di Sungai Getah yang terendam banjir. Dikatakannya, banjir merendam rumah warga sejak 24 November lalu. “Banjir masih menggenangi rumah warga hingga hari ini,†katanya.
Dia menyampaikan tinggi air yang masuk ke rumah warga mencapai 80 cm dari lantai rumah. Akibat banjir ini, sejumlah warga terpaksa mengungsi ke rumah keluarganya yang tidak terendam banjir. Semua aktivitas warga juga berhenti total akibat banjir tersebut. “Untungnya anak-anak masih bisa masuk sekolah. Hanya saja anak-anak yang bersekolah di Desa Melingkat sudah tidak bisa masuk sekolah karena jalan menuju sekolah terendam banjir,†ungkapnya.
Dikatakannya, setengah lahan pertanian milik warga sudah terendam banjir, sehingga warga sudah tidak bisa lagi menoreh dan bertanam. Dia mengaku belum mendata berapa kerugian yang diderita warganya.
Sementara salah satu staf Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sintang, Warsono menyampaikan BPBD Kabupaten Sintang sudah menetapkan status siaga banjir. Dikatakannya, saat ini BPBD masih sedang mendata semua rumah warga yang terendam banjir. “Hingga hari ini baru data dari Kayan Hilir yang sudah masuk. Sementara dari Kayan Hulu belum masuk,†kata dia.
Ia menyampaikan BPBD Kabupaten Sintang akan segera menyampaikan bantuan berupa beras, indomie, sarden, susu, kelambu, selimut dan makanan siap saji. Dia menyampaikan BPBD Kabupaten Sintang juga mendapatkan bantuan dari BPBD Provinsi Kalbar berupa 72 paket makanan siap saji dan pakaian bayi.
Dia memprediksi puncak banjir akan terjadi pada Januari hingga Februari mendatang. Sementara di Desa Monbai Begunuk, Kayan Hilir sebanyak 98 rumah terendam banjir. Pj Kepala Desa Monbai Begunuk, Lawas menyampaikan hujan lebat yang mengguyur desanya selama dua minggu ini mengakibatkan Sungai Kayan mengalami pasang. Akibatnya puluhan rumah warga mulai tergenang banjir.
Dikatakannya, air sudah menggenangi lantai rumah warga. Setidaknya, tinggi air sudah mencapai 30 cm dari lantai rumah warga.
“Banjir yang menggenangi rumah sejak seminggu ini membuat masyarakat belum bisa melakukan aktivitasnya,†ungkapnya.
Dikatakan dia, akibat banjir ini aktivitas masyarakat di desa terhenti. Dikatakannya, baik para petani maupun pedagang tidak dapat melakukan aktivitasnya. Bahkan sejumlah warga telah kehilangan ternaknya seperti ayam dan babi akibat banjir ini. Ia mengatakan warga yang rumahnya terendam banjir saat ini mengungsi di rumah keluarga atau tetangganya yang tidak terendam banjir.
Lawas meminta Pemkab Sintang untuk segera membantu warganya dalam mengatasi banjir ini. Dia mengaku khawatir warga di desanya terancam kelaparan akibat tidak bisa melakukan aktivitas. “Akibat banjir ini aktivitas di desa kami lumpuh. Jalan yang menjadi akses keluar desa juga terendam banjir sehingga desa kami terisolir,†tuturnya.
Dikatakan dia, pihaknya akan segera menyampaikan persoalan banjir ini ke BPBD Kabupaten Sintang. Hingga saat ini, katanya pihak BPBD Kabupaten Sintang memang belum turun ke lapangan untuk membantu warga yang terendam banjir tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014