Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat tengah mengkaji pembangunan kawasan khusus untuk industri hilir kelapa sawit di wilayah Tayan, Kabupaten Sanggau.

"Sekarang lagi dibahas dengan PT Perkebunan Nusantara 13, karena lahannya masuk dalam wilayah pengelolaan mereka," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar, Robertus Isdius di Pontianak, Senin.

Menurut dia, saat ini Kalbar termasuk penghasil crude palm oil (CPO). Namun sayangnya, CPO tersebut tidak dapat diolah lebih lanjut.

"Padahal, setidaknya ada 74 turunan produk yang bisa dihasilkan dari CPO," ujar Robertus Isdius.

Ia mencontohkan di Sumatera Utara, tepatnya di Sungai Mangke, ada kawasan industri khusus pengolahan CPO yang dikerjasamakan dengan Unilever. "Kalbar ingin ada kawasan seperti itu," katanya menegaskan.

Sementara CPO asal Kalbar sebelum diekspor dikirim di berbagai kota seperti Jakarta, Medan dan Surabaya. Kondisi itu membuat Kalbar tidak mendapat nilai tambah meski menghasilkan CPO jutaan ton per tahun.

Robertus Isdius menambahkan, areal untuk kawasan industri hilir sawit di Tayan itu diperkirakan seluas 125 hektare. "Lebih kecil dibanding yang ada di Sumatera Utara," kata dia.

Ia melanjutkan, kalau kawasan industri itu sudah siap, maka akan ditawarkan ke investor.

Selain bahan baku dari PT Perkebunan Nusantara 13, dari perkebunan lain di sekitar kawasan juga dapat dimanfaatkan. "Nanti terserah, investor akan mengolah seperti apa," kata mantan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalbar itu.

Ia mengatakan, untuk sebuah kawasan industri, dibutuhkan infrastruktur yang lengkap. Misalnya jalan, air bersih, listrik, dermaga dan sarana pendukung lainnya.

"Setelah siap, kawasan industri ini akan ditawarkan ke investor," katanya.

Diharapkan kawasan industri tersebut nantinya akan mampu mendorong perekonomian sekitar serta Kalbar secara keseluruhan.


Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014