Mempawah (Antara Kalbar) - Petani sayur di desa Jungkat kecamatan Siantan, Kabupaten Mempawah dipastikan merugi, akibat curah hujan yang tinggi dalam sepekan terakhir membuat tanaman sayur mengalami kerusakan.
“Musim hujan ini merupakan masa sulit bagi kami petani sayuran, karena sebagian besar jenis tanaman sayur mayur tidak akan tahan dengan curah hujan yang cukup tinggi dalam sepekanâ€, ujar Mad Darus seorang petani sayur warga parit Latong, desa Jungkat, Selasa (2/12).
Selain mengakibatkan banyak tanaman yang rusak atau mati karena terserang penyakit. Hal yang paling mengecewakan petani adalah merugi, karena jerih payah berkebun sayur mereka yang dijadikan sumber mata pencaharian tak membuahkan hasil.
Sejumlah tanaman kacang milik Mad Darus warga parit Latong, desa Jungkat, kecamatan Siantan, kabupaten Mempawah kini rata-rata sudah membusuk terkena penyakit bulai. Daunnya pun semakin banyak yang menguning dan perlahan akan mati. “Jika sudah begini kondisinya, semua upaya yang dilakukan dipastikan tidak akan membuahkan hasilâ€, terang Mad Darus.
Mad Darus dan sejumlah petani lainnya pun kini hanya bisa pasrah dengan kondisi saat ini. Sementara kerugian mereka dipastikan rata-rata mencapai Rp 2 juta hingga Rp 3 juta lebih untuk tiap 10 baris galang. Kerugian itu diasumsikan untuk bibit, pembasmi hama dan pendapatan mereka.
Mereka berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti akses bantuan lunak bagi petani yang gagal panen seperti saat ini, agar kelak dapat bercocok tanam kembali guna kelangsungan hidup mereka di desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
“Musim hujan ini merupakan masa sulit bagi kami petani sayuran, karena sebagian besar jenis tanaman sayur mayur tidak akan tahan dengan curah hujan yang cukup tinggi dalam sepekanâ€, ujar Mad Darus seorang petani sayur warga parit Latong, desa Jungkat, Selasa (2/12).
Selain mengakibatkan banyak tanaman yang rusak atau mati karena terserang penyakit. Hal yang paling mengecewakan petani adalah merugi, karena jerih payah berkebun sayur mereka yang dijadikan sumber mata pencaharian tak membuahkan hasil.
Sejumlah tanaman kacang milik Mad Darus warga parit Latong, desa Jungkat, kecamatan Siantan, kabupaten Mempawah kini rata-rata sudah membusuk terkena penyakit bulai. Daunnya pun semakin banyak yang menguning dan perlahan akan mati. “Jika sudah begini kondisinya, semua upaya yang dilakukan dipastikan tidak akan membuahkan hasilâ€, terang Mad Darus.
Mad Darus dan sejumlah petani lainnya pun kini hanya bisa pasrah dengan kondisi saat ini. Sementara kerugian mereka dipastikan rata-rata mencapai Rp 2 juta hingga Rp 3 juta lebih untuk tiap 10 baris galang. Kerugian itu diasumsikan untuk bibit, pembasmi hama dan pendapatan mereka.
Mereka berharap bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti akses bantuan lunak bagi petani yang gagal panen seperti saat ini, agar kelak dapat bercocok tanam kembali guna kelangsungan hidup mereka di desa.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014