Jakarta (Antara Kalbar) - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memperkirakan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat hingga akhir tahun cenderung tidak tajam.
"Kemarin ada gejolak tinggi utamanya dari luar negeri khususnya perkembangan di Rusia ada tekanan sehingga ada capital outflow dari Rusia dan spekulasi rapat di The Fed yang akan meningkatkan suku bunga dan harga minyak yang turun. Minggu ketiga (Desember-red) lebih tenang sampai akhir tahun tenang," kata Agus Martowardojo sebelum bertemu dengan Presiden di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa.
Namun demikian, Gubernur BI mengingatkan tantangan akan terjadi pada 2015.
"Tantangan (akan ada pada-red) semester pertama 2015," paparnya.
Dalam pertemuan dengan Presiden, Agus mengatakan akan disampaikan langkah dan kebijakan Bank Indonesia menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
"Rapat oleh presiden untuk kita bisa membahas dan pahami terkait nilai tukar rupiah sehubungan akhir-akhir ini gejolak di dunia dan tentu dilihat kemungkinan dampak pada ekonomi umum ini baik dan salah satu yang dipuji dari Indonesia (adalah-red) koordinasi baik aspek moneter,fiskal dan riil ini kerjasama yang sedang dilaksanakan," katanya.
Gubernur Bank Indonesia mengatakan BI selalu ada di pasar dan mengambil langkah yang dipandang perlu menghadapi kondisi tersebut.
"Secara umum BI (berada-red) di pasar dan menjaga volatilitas. BI terus seandainya perlu kita akan lakukan bentuk intervensi, bukan hanya itu tapi meyakini kita keluarkan kebijakan prudentl dan faktor komunikasi dengan pemerintah," katanya.
Pertemuan dengan pemerintah, kata Agus, akan dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan otoritas keuangan di bidang fiskal dan moneter untuk langkah bersama menghadapi tantangan 2015.
"Rapat ini (akan-red) bahas mengenai koordinasi,BI jelaskan kondisi dan strategi, kemudian secara fiskal Menkeu (akan jelaskan-red) kondisi dan strategis riil sektor juga akan sampaikan penjelasan sehingga koordinasi baik akhir tahun dan awal tahun 2015," tegasnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Jepara Istana Merdeka tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini Suwandi, Seskab Andi Widjajanto dan Menkeu Bambang Brodjonegoro.
Hadir pula dalam pertemuan itu Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad dan sejumlah pejabat lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014
"Kemarin ada gejolak tinggi utamanya dari luar negeri khususnya perkembangan di Rusia ada tekanan sehingga ada capital outflow dari Rusia dan spekulasi rapat di The Fed yang akan meningkatkan suku bunga dan harga minyak yang turun. Minggu ketiga (Desember-red) lebih tenang sampai akhir tahun tenang," kata Agus Martowardojo sebelum bertemu dengan Presiden di Kompleks Istana Presiden Jakarta, Selasa.
Namun demikian, Gubernur BI mengingatkan tantangan akan terjadi pada 2015.
"Tantangan (akan ada pada-red) semester pertama 2015," paparnya.
Dalam pertemuan dengan Presiden, Agus mengatakan akan disampaikan langkah dan kebijakan Bank Indonesia menghadapi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
"Rapat oleh presiden untuk kita bisa membahas dan pahami terkait nilai tukar rupiah sehubungan akhir-akhir ini gejolak di dunia dan tentu dilihat kemungkinan dampak pada ekonomi umum ini baik dan salah satu yang dipuji dari Indonesia (adalah-red) koordinasi baik aspek moneter,fiskal dan riil ini kerjasama yang sedang dilaksanakan," katanya.
Gubernur Bank Indonesia mengatakan BI selalu ada di pasar dan mengambil langkah yang dipandang perlu menghadapi kondisi tersebut.
"Secara umum BI (berada-red) di pasar dan menjaga volatilitas. BI terus seandainya perlu kita akan lakukan bentuk intervensi, bukan hanya itu tapi meyakini kita keluarkan kebijakan prudentl dan faktor komunikasi dengan pemerintah," katanya.
Pertemuan dengan pemerintah, kata Agus, akan dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan otoritas keuangan di bidang fiskal dan moneter untuk langkah bersama menghadapi tantangan 2015.
"Rapat ini (akan-red) bahas mengenai koordinasi,BI jelaskan kondisi dan strategi, kemudian secara fiskal Menkeu (akan jelaskan-red) kondisi dan strategis riil sektor juga akan sampaikan penjelasan sehingga koordinasi baik akhir tahun dan awal tahun 2015," tegasnya.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Jepara Istana Merdeka tersebut, Presiden Joko Widodo didampingi oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri BUMN Rini Suwandi, Seskab Andi Widjajanto dan Menkeu Bambang Brodjonegoro.
Hadir pula dalam pertemuan itu Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad dan sejumlah pejabat lainnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2014