New York (Antara Kalbar/AFP) - Harga minyak dunia terus menguat pada Jumat (Sabtu pagi WIB), karena pasar mendapatkan alasan untuk mengharapkan penurunan dalam produksi minyak Amerika Serikat dan peningkatan permintaan di zona euro.

         Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret di New York Mercantile Exchange, ditutup pada 52,78 dolar AS per barel, naik 1,57 dolar AS dari penutupan Kamis.

         Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April, acuan internasional, melompat 2,24 dolar AS menjadi 61,52 dolar AS per barel di perdagangan London, menyeberang di atas 60 dolar AS untuk pertama kalinya pada tahun ini.

         "Cerita ini sebagian besar tentang optimisme permintaan minyak akan meningkat setelah angka ekonomi kuat di zona euro," kata Phil Flynn dari Price Futures Group.

         Di sisi penawaran, pasar didukung oleh serangan baru pada lokasi minyak bumi di Libya yang bisa mengganggu produksi, dan, terutama, dengan penurunan lain jumlah rig yang beroperasi di Amerika Serikat.

         Menurut Baker Hughes AS yang menghitung rig pengeboran, jumlah rig yang beroperasi turun 84 rig minggu ini (7,4 persen) menjadi 1.056 rig.

         "Orang-orang yang 'bearish' berpendapat pengurangan jumlah rig tidak penting karena rig yang tidak beroperasi adalah yang tidak menghasilkan banyak minyak," kata Flynn. "Tetapi saya mengambil itu: Jika Anda pikir itu tidak akan berdampak dari waktu ke waktu, Anda keliru".

         Beberapa analis tetap skeptis akan ada "rebound" berkelanjutan dalam harga minyak, yang telah merosot sekitar 60 persen dari nilainya sejak Juni.

         "Berita perusahaan-perusahaan memproyeksikan penurunan produksi dan pengurangan pekerja (PHK) dalam industri minyak dan gas memicu harapan bahwa produksi minyak akan sejalan bergerak mundur dan turun secara tajam," kata Matt Smith dari Schneider Electric dalam sebuah catatan pasar.

         Sebuah laporan persediaan AS pada Rabu menunjukkan cadangan minyak mentahnya berdiri pada tertinggi dalam 80 tahun untuk kali tahun ini, memperburuk kekhawatiran tentang membanjirnya pasokan global.

         Tim Evans dari Citi Futures mengatakan bahwa aksi pada Jumat, memperpanjang keuntungan kuat pada Kamis, adalah pemulihan teknis karena investor menyeimbangkan kembali portofolio mereka.

         "Kami mencatat bahwa fundamental fisik tetap jauh di wilayah pasar 'bearish'," kata Evans, mengutip keseimbangan pasokan/permintaan global paruh pertama 2015 yang terlihat seperti surplus 1,4 juta barel per hari.

         "Reli telah membingungkan pasar dari realitas fisik ini, tetapi itu masih merupakan risiko penurunan yang material dalam pandangan kami."

Pewarta:

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015