Washington (Antara Kalbar) - Seseorang yang  kekurangan vitamin D lebih mungkin menderita diabetes tipe dua, berapa pun berat badannya, menurut sebuah studi terbaru yang dipublikaskan dalam Endocrine Society's Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism.

Temuan ini menguatkan hubungan antara vitamin D, obesitas, dan sindrom metabolik seperti diabetes. Menurut beberapa studi, orang yang level vitamin D-nya rendah dalam tubuh, lebih mungkin menderita obesitas dibandingkan orang dengan level vitamin D-nya normal.

Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium serta menjaga kesehatan otot dan tulang. Secara alami, tubuh memproduksi vitamin ini setelah terpapar sinar matahari.  Di samping itu, vitamin ini bisa diperoleh dari makanan tertentu seperti susu yang mengandung vitamin D.

Para peneliti memperkirakan, lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia mengalami kekurangan vitamin D, akibat kurang terpapar sinar matahari.

"Studi ini membandingkan level vitamin D di antara orang dengan berat yang beragam, kemudian apakah mereka memiliki diabetes," kata salah satu penulis studi dari Instituto de Investigación Biomédica de Málaga (IBIMA) di Complejo Hospitalario de Málaga (Virgen de la Victoria), Mercedes Clemente-Postigo, MSc.

Dalam studi itu, para peneliti melibatkan 118 orang partisipan. Semua partisipan ini diklasifikasikan berdasarkan indeks massa tubuhnya, apakah memiliki diabetes, pradiabetes atau gangguan glikemik.

Mereka lalu mengukur level vitamin D dalam aliran darah tubuh partisipan dan reseptor ekspresi gen vitamin D di dalam jaringan adiposa (lemak tubuh).

Hasil studi menunjukkan, penderita obesitas yang tidak mengalami gangguan metabolisme glukosa memiliki level vitamin D yang lebih tinggi dibandingkan partisipan yang menderita diabetes.

Sementara itu, partisipan yang menderita diabetes atau gangguan metabolisme glukosa memiliki kandungan vitamin D yang rendah.

Menurut para peneliti, level vitamin D berhubungan langsung dengan level glukosa, bukan dengan indeks massa tubuh.

"Temuan kami mengindikasikan vitamin D berhubungan erat dengan metabolisme glukosa dibandingkan obesitas. Studi menunjukkan, kekurangan vitamin D dan obesitas berinteraksi sinergis untuk meningkatkan risiko diabetes dan gangguan metabolik lainnya," ungkap penulis studi lainnya, Manuel Macías-González, PhD.

"Umumnya orang mampu mengurangi risiko ini dengan melakukan diet sehat  dan aktivitas luar ruangan yang cukup," tambah dia seperti dilansir Eurekalert.org.

Pewarta:

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2015